Liputan6.com, Jakarta - Kisruh dualisme Partai Golkar tampaknya belum usai meski Mahkamah Partai Golkar (MPG) dan Menteri Hukum dan HAM Yasonna H Laoly turun tangan.
Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung pun mengungkapkan kesedihannya. Selain belum tercapai islah antara kubu Aburizal Bakrie atau Ical dan Agung Laksono, Akbar juga sedih karena kisruh tersebut membuat partainya sulit ikut dalam pilkada serentak tahun 2015.
"Saya sangat sedih bila Golkar tidak bisa mencalonkan kepala daerah. Total kan ada 200-an lebih kepala daerah. Gimana mungkin nanti Golkar bisa mendapatkan suara yang signifikan yang banyak saat Pemilu 2019," ujar Akbar Tandjung di Jakarta, Sabtu (14/3/2015).
Politisi senior berusia 69 tahun itu mencatat pada Pemilu Legislatif 2014, partai berlambang pohon beringin meraih 91 kursi. Sedangkan pada Pemilu Legislatif 2009 meraup 106 kursi.
"Kami pernah menang (Pemilu Legislatif) 2004, 128 kursi. Bayangkan kalau nanti kami pilkada nggak ada Partai Golkar (yang utuh). Saya bayangkan cuma separuh dari 2014, bisa cuma 40-an," ujar mantan Ketua DPR RI tersebut dengan nada penuh kekhawatiran.
Dengan demikian, lanjut Akbar, Golkar bisa ada di papan tengah bahkan di papan bawah.
"Ini membuat keprihatinan saya yang pernah mimpi bahwa Golkar di saat yang amat berat pada 1998-1999 di mana tekanan pada Golkar begitu gencar juga perusakan aset Golkar. Juga perusakan aset Golkar dikejar-kejar itu saya alami," jelas Ketua Umum Partai Golkar periode 1999-2004 itu.
Ia pun mengimbau kedua belah pihak untuk menempatkan kepentingan partai di atas kepentingan lain.
"Partai ini aset nasional dalam rangka memperkuat, konsolidasi sistem demokrasi dan dalam rangka rekrutmen kepemimpinan bangsa. Makanya saya sangat sedih (Golkar seperti ini). Semoga Tuhan memberikan jalan keluar," pungkas Akbar Tandjung. (Ans)
Akbar Tandjung: Saya Sangat Sedih Golkar Seperti Ini
Akbar Tandjung juga sedih karena kisruh tersebut membuat partainya sulit ikut dalam pilkada serentak tahun 2015.
diperbarui 14 Mar 2015, 20:39 WIBDiterbitkan 14 Mar 2015, 20:39 WIB
Akbar Tandjung juga sedih karena kisruh tersebut membuat partainya sulit ikut dalam pilkada serentak tahun 2015.
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Arti Mimpi Rambut Beruban: Makna dan Tafsir Lengkap
Arti Mimpi Punya Pacar: Makna Psikologis di Balik Bunga Tidur
Kejagung Sebut Uang Negara Rp Rp310,61 Triliun dan 58 Kg Emas Dikorupsi pada 2024
Memahami Apa Itu Visi: Panduan Lengkap untuk Mencapai Tujuan Organisasi
Restoran Talaga Sampireun Ganti Nama Jadi Amanaia, Kini Buka Cabang Baru di Setiabudi Jakarta
Mimpi Melihat Anjing Menurut Islam: Tafsir dan Maknanya
Tragedi Dunia, Ada 6 Kecelakaan Pesawat di Desember 2024
VIDEO: Inflasi Bakal Kembali Mengancam Memasuki 2025?
Pesan Tahun Baru Xi Jinping ke Putin: China dan Rusia Selalu Bergandengan
Liverpool Siapkan Transfer Spektakuler untuk Pengganti Trent Alexander-Arnold
Istri Muda Pak Tarno Bantah Tudingan Menikah dengan Sang Pesulap karena Harta
Harga BBM Pertamina Resmi Naik 1 Januari 2025, Ini Daftar Lengkapnya