BPBD Targetkan Pencarian Korban Longsor Pangalengan Tuntas 2 Hari

Dengan mengerahkan alat berat, BPBD menargetkan pencarian korban longsor di Pangalengan, Kabupaten Bandung, rampung dalam 2 hari.

oleh Liputan6 diperbarui 07 Mei 2015, 07:21 WIB
Diterbitkan 07 Mei 2015, 07:21 WIB
Ilustrasi Tanah Longsor
Ilustrasi Tanah Longsor

Liputan6.com, Bandung - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung dan tim SAR menargetkan pencarian korban longsor di Kampung Cibitung, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat akan rampung dalam 2 hari.

"Hari ini kami melanjutkan pencarian korban dengan menerjunkan personel gabungan dari provinsi (Jawa Barat) dan Kabupaten (Bandung). Alat berat termasuk penerangan dengan watt (daya) yang besar sudah dikirim kemarin, sehingga pencarian bisa terus berjalan hingga malam," kata Ketua Kepala Pelaksana Harian BPBD Kabupaten Bandung Marlan, Kamis (7/5/2015).

BPBD Kabupaten Bandung mencatat korban musibah tanah longsor yang telah ditemukan sebanyak 4 orang dan 9 orang masih dalam proses pencarian. Satu orang luka berat atas nama Rukman dirawat di RS Al Ikhsan, Baleendah, Bandung, sedangkan 8 orang luka ringan sudah pulang ke rumahnya atau kerabatnya.

Penyebab Longsor

Menurut Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) musibah tanah longsor itu disebabkan oleh hujan yang berlangsung cukup lama di kawasan puncak Bukit Wayang. Intensitas hujan yang cukup tinggi kemudian mengakibatkan tanah di puncak bukit yang digunakan untuk aktivitas pertanian menjadi tidak stabil dan longsor.

Tanah longsor tersebut menimbun pipa panas bumi yang ada di bawahnya dan menyebabkan putusnya pipa yang masih mengalirkan cairan atau uap panas bumi. Akibat penimbunan itu maka uap panas bumi itu kemudian keluar seperti meledak. Namun Kementerian ESDM mengatakan itu hanya uap panas yang bertekanan tinggi.

"Jadi korban yang meninggal dan yang masih tertimbun di dalam tanah bukan karena meledaknya pipa panas bumi," jelas Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, Kementerian ESDM, Rida Mulyana.

Pipa yang putus itu juga merupakan pipa utama sehingga membuat PLTP Wayang Windu Unit 1 dan 2 berhenti beroperasi yang kemudian berakibat suplai listrik 2 x 227 MW berhenti beroperasi.

"Kita sudah kirim inspektur dan tim untuk mencari solusi agar PLTP segera bisa beroperasi kembali," ujar Rida.

Peringatan Longsor

Informasi mengenai keadaan bahaya terkait potensi akan adanya longsor itu sudah disampaikan oleh BPBD Kabupaten Bandung beberapa hari sebelumnya yang juga mengimbau warga setempat untuk tidak melakukan aktivitas di wilayah itu.

"Pihak BPBD 4 hari yang lalu sudah mengingatkan agar di daerah itu tidak ada aktivitas penanaman tanaman semusim karena terjadi penggerusan tanah. Tapi hal itu tidak dihiraukan," kata anggota BPBD Kabupaten Bandung Budiman.

Sementara itu CEO PT Star Energy Geothermal Rudy Suparman, pengelola PLTP Wayang Windu, membenarkan bahwa bencana tanah longsor itu juga menimpa pipa saluran uap panas bumi milik perusahaan ini. Hal itu mengakibatkan terjadinya kerusakan dan terputusnya pipa produksi perusahaan.

Uap pada pipa yang terputus tersebut terbuang sehingga "power plant" Star Energy saat ini dalam keadaan berhenti beroperasi. Star Energy juga secara aktif sudah melakukan berbagai upaya bersama aparat terkait untuk memberikan pertolongan kepada penduduk atas kejadian musibah itu.

Saat ini, tim yang terdiri dari Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung, instansi-instansi terkait seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bandung, Danramil dan Kapolsek bersama dengan tim Star Energy sedang bersama-sama melakukan koordinasi usaha-usaha penanggulangan pascabencana longsor tersebut. (Ant/Ans)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya