Puting Beliung Terjang 67 Rumah di Bogor

Kerusakan paling parah akibat angin puting beliung di 2 kecamatan, yakni Tenjolaya dan Dramaga, Bogor.

oleh Bima Firmansyah diperbarui 01 Agu 2015, 06:38 WIB
Diterbitkan 01 Agu 2015, 06:38 WIB
Ratusan Rumah Rusak di Bekasi Diterjang Puting Beliung
Kendati, tidak ada korban jiwa akibat angin puting beliung yang melanda di 2 desa di Babelan, Bekasi Utara.

Liputan6.com, Bogor - Selain hujan es, hujan lebat disertai angin kencang dan petir melanda seluruh bagian wilayah Bogor, Jawa Barat, kemarin sore hingga malam. Akibatnya, puluhan rumah warga mengalami kerusakan diterjang angin puting beliung.

Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, sejauh ini ada 67 rumah warga yang rusak akibat diterpa anging puting beliung. Jumlah tersebut berada di Kecamatan Dramaga ada 47 rumah, di Kecamatan Ciomas ada 14 rumah, dan di Kecamatan Tenjolaya ada 6 rumah.

"Kemungkinan jumlah ini bisa bertambah. Kita masih terus melakukan pendataan," kata Kasie Logistik dan Kedaruratan Budi Aksomo saat dihubungi, Sabtu (1/8/2015).

Ia menjelaskan, tingkat kerusakan akibat puting beliung ini bervariasi. Rata-rata kerusakan di bagian atap rumah yang hancur. Namun yang paling parah menimpa 9 rumah, yakni 2 rumah di Kecamatan Tenjolaya dan 7 rumah di Kecamatan Dramaga.

Sejauh ini, Budi mengaku belum menerima laporan terkait adanya korban dalam kejadian puting beliung kali ini.

"Di Kabupaten Bogor, kita sudah melakukan pemetaan bahwa dari 40 kecamatan ada 23 kecamatan yang rawan bencana terutama saat hujan deras," beber Budi.

Sementara, salah satu rumah warga yang mengalami kerusakan parah, yakni rumah milik Nurdin di Kampung Stamplas, RT 04 RW 01, Desa Petir, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor.

Rumah yang berada di bawah tebingan tersebut rusak akibat tertimpa pohon bambu di atas tebing, sehingga atap rumahnya rusak berat.

"Waktu hujan, saya sedang di dalam rumah bersama anak dan istri saya. Tiba-tiba saya dengar suara gemuruh, tidak lama pohon bambu di atas rumah longsor," tutur Nurdin.

Nurdin bersyukur karena ia dan keluarganya bisa selamat dari kejadian tersebut. Tapi ia dan keluarga terpaksa harus mengungsi karena rimbunan pohon bambu belum bisa disingkirkan. Kondisi tanah di lokasi kejadian juga masih labil. (Ans/Mar)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya