Liputan6.com, Jakarta - Gejolak perekonomian yang dihadapi pemerintahan Jokowi-JKÂ dinilai pernah juga dialami oleh Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY. Bahkan kondisinya lebih berat dibanding saat ini.
"Pemerintahan ini jauh lebih beruntung, dulu kita koalisi pemerintah justru bernapas seperti oposisi. Ketimbang sekarang, koalisi sangat solid," ujar Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat Amir Syamsuddin di Cipanas, Jawa Barat, Sabtu (29/8/2015).
Baca Juga
Sikap SBY yang berbagi resep dalam mengatasi persoalan ekonomi, menurut Amir, bukan sebagai lips service semata. Kesadaran SBY dalam bernegara menjadi dasar untuk membantu Jokowi-JK.
Advertisement
"Wajib untuk membantu Jokowi-JK. Saya kira apa yang disampaikan SBY adalah wajar tidak muluk-muluk. Demokrat tidak ingin mencari keuntungan di masa krisis sekarang. Kalau pemerintahan kacau, semua rugi. Oleh karena itu, keinginan membantu itu bukan lips service, ini kesadaran bernegara," jelas dia.
Namun begitu, Amir menegaskan, langkah itu jangan ditafsirkan secara keliru. Karena menurut dia, membantu pemerintahan bukan berarti bersedia bergabung dalam Kabinet Kerja Jokowi-JK.
"Jangan ada pihak menafsirkan dengan cara keliru. Apa yg disampaikan sangat logis. Membantu itu bukan bergabung, menenangkan hati rakyat saja itu sudah bagus," ungkap Amir.
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono pada sidang pleno pengurus harian DPP PD pada Kamis 27 Agustus 2015 malam telah mengintruksikan seluruh kader membantu pemerintah Jokowi-JK.
SBY pun memberikan beberapa resep dan pemikirannya untuk membantu pemerintahan sekarang untuk menghadapi gejolak ekonomi. Dia optimistis masalah ini bisa dihadapi oleh pemerintahan Jokowi-JK. (Ali/Mvi)