Terima Dubes Kanada, Ketua MPR Jelaskan Islam di Indonesia

Zulkifli mengakui di Indonesia masih terdapat beberapa gesekan yang menimbulkan konflik.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 07 Sep 2015, 13:08 WIB
Diterbitkan 07 Sep 2015, 13:08 WIB
20150902-Ketum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan-Jakarta
Ketum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan memberi keterangan di Istana Negara, Jakarta, Rabu (2/9/2015). PAN menyatakan resmi bergabung dengan koalisi partai pendukung pemerintah. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Zulkifli Hasan menerima kunjungan Duta Besar (Dubes) Kanada Donald Bob‎iash di ruang kerjanya, lantai 9 Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta. Dalam pertemuan tersebut, Zulkifli Hasan menerangkan tentang masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama Islam.

Islam di Indonesia, kata Zulkifli, menekankan kemajemukan dan ‎berbeda dengan Islam di Timur Tengah yang sering berkonfilk.

‎"Kami ingin mengundang Parlemen Kanada agar tahu persis bagaimana Islam di sini. Islam di sini sangat toleran, pemeluk Islam di Indonesia berbeda dengan pemeluk Islam di negara lain terutama Timur Tengah‎," kata Zulkifli, Senin (7/9/2015).

Namun demikian, Zulkifli mengakui di Indonesia masih terdapat beberapa gesekan yang menimbulkan konflik. Akan tetapi, hal tersebut tidak meluas. Dia menilai, konflik tersebut adalah sebagai ketidaksempurnaan manusia.

Untuk itu,‎ Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) ‎ini menyatakan, tugas MPR untuk tetap menyebarkan 4 Pilra yakni, Undang-Undang Dasar 1945, Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Untuk itu kita teruskan nilai-nilai Pancasila, menjadi tugas MPR. Apapun suku dan agama di republik ini memiliki hak yang sama, tak ada undang-undang yang mendiskriminasi satu pihak," tegas Zulkifli.

Tak luput, Zulkifli menjelaskan kerukunan umat beragama di Indonesia‎. Salah satunya rumah ibadah bisa berdampingan antara agama satu dengan lainnya. Pun kepala daerah di wilayah yang mayoritas beragama Islam tak masalah dipimpin dari agama lain.

"Di Jakarta Gubernurnya adalah orang keturunan Tionghoa, sedang di NTT, Ketua DPRD-nya adalah orang Muslim. Hal demikian sebuah bukti adanya toleransi dalam kehidupan," tandas Zulkifli. (Tnt/Mut)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya