Liputan6.com, Jakarta - Tak sedikit yang memuji kinerja Komisaris Jenderal Polisi Budi Waseso saat menjabat sebagai Kepala Badan Reserse Kriminal Mabes Polri. Bahkan, meski kini menempati posisi baru sebagai Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), itu tak akan mengendorkan aksi pria yang karib disapa Buwas ini.
"Semua akan kita tindaklanjuti, baik mafia-mafia yang masih bisa beroperasi di lapas, maupun mafia di mana-mana. Saya akan kerja sama dengan stakeholder. Bila perlu, saya akan libatkan unsur TNI," ujar Buwas di Gedung BNN, Jakarta, Selasa (5/9/2015).
Dia menegaskan, ke depan BNN juga akan merangkul semua unsur masyarakat agar narkotika bisa hilang. Semua lini masyarakat, lanjut Buwas, bakal diperkuat supaya antinarkotika.
Advertisement
"Nanti kita lihat, seluruh unsur akan kita libatkan. Tidak terbatas pada unsur polisi," tegas Buwas.
Pria asal Jawa Timur itu pun ingin semua perkerjaan yang jadi tanggung jawab lembaganya bisa diselesaikan dengan baik, dengan memasang target pemberantasan narkotika harus dilakukan secepat mungkin.
"Targetnya secepat mungkin. Tapi saya ingin semua pekerjaan saya selesai dengan cepat. Kan penanganan narkoba ini harus dengan semangat dan agresif," tegas dia.
Dukung Hukuman Mati
Bukan itu saja, Buwas pun mendukung penuh upaya pemerintah dalam menjatuhkan hukuman mati kepada bandar narkoba. Dia menilai, para bandar memang perlu diberi hukuman berat.
"Ya seperti kata Presiden. Karena sebenarnya pelaku, bandar-bandar itu adalah pembunuh generasi muda bangsa ini. Tidak ada ampun atau maaf. Selesai sudah," ungkap dia.
Menurut Buwas, sikap tegas juga akan ditunjukkan BNN bagi aparat penegak hukum yang coba berkecimpung di bisnis barang haram ini. Dia tak segan untuk menjerat mereka ke dalam proses hukum. "Oknum tetap kita lakuan tindakan tegas," ucap dia.
Terakhir, dia juga akan memberi perhatian terhadap narkotika jenis baru. Dia ingin peredaran narkotika itu bisa diendus dan diberangus BNN sehingga masyarakat tak menjadi korban.
"Kita akan antisipasi dan sosialisasi ke masyarakat bahaya-bahayanya sampai ke generasi paling bawah, SD dan TK, seperti soal permen dan makanan kecil (yang diduga mengandung narkoba) dan lain-lain," pungkas Buwas. (Ado/Yus)