Liputan6.com, Serang - Kekeringan di Provinsi Banten makin meluas hingga mencapai 80 kecamatan dari 155 kecamatan. Hujan buatan pun akan diturunkan di wilayah ini.
"Dalam minggu-minggu ini kita dapat bantuan hujan buatan dengan metode penyemaian awan. Terutama di wilayah Pantura dan Banten Selatan," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten Komari, Rabu (23/9/2015).
Sejumlah mata air dan sungai sudah kering. Seperti di pintu air 10 Tangerang yang biasa 400 tangki per harinya sekarang hanya tinggal 200 tangki per hari. Wilayah lain bahkan lebih parah, yaitu dalam posisi nol atau kosong seperti di Pelamunan, Sempu, dan Mauk.
"Yang masih ada sumber air yaitu dari Baros, Pandeglang, Serpong. Ada persoalan yang mengkhawatirkan, yaitu persoalan kekurangan armada (truk) tangki. Untuk masalah ini, BPBD Banten menyewa 74 unit tangki dari pihak ketiga dengan anggaran yang tidak sedikit, yakni Rp 750 ribu per unit per hari," terang Komari.
Guna menyalurkan bantuan air bersih tersebut, BPBD Banten menyiapkan dana sebesar Rp 4,75 miliar yang diambil dari alokasi dana tidak terduga.
"Telah memberikan bantuan pembuatan pompa di 37 titik," tegas dia.
Berdasarkan data dari BPBD Banten per 14 September 2015, jumlah kecamatan yang dilanda kekeringan 80 dari sebelumnya 72 kecamatan dari 155 total kecamatan di Banten.
Musim kemaran yang berkepanjangan ini pun menyebabkan sungai besar di Banten surut seperti Sungai Cisadane dan Ciujung.
Akibat musim kemarau berkepanjangan ini pun, status darurat di Provinsi Banten diperpanjang, dari sebelumnya yang berakhir di 15 September 2015 menjadi hingga 30 September 2015. (Mvi)