Mogok Makan Tolak Bandara Baru di Yogya, 5 Aktivis Tumbang

Dari 10 orang yang menggelar mogok makan menolak bandara baru di Yogyakarta, saat ini masih bertahan 5 orang.

oleh Yanuar H diperbarui 28 Okt 2015, 17:28 WIB
Diterbitkan 28 Okt 2015, 17:28 WIB
Aksi mogok makan
Dari 10 orang yang menggelar mogok makan menolak bandara baru di Yogyakarta, saat ini masih bertahan 5 orang. (Liputan6.com/Fathi Mahmud)

Liputan6.com, Yogyakarta - Petani dan warga yang tergabung dalam Wahana Tri Tunggal (WTT) sudah 3 hari menggelar mogok makan di depan Gedung DPRD Daerah Istimewa Yogyakarta. Koordinator aksi mogok makan Santos Muhammad mengatakan, 1 peserta ada yang tumbang, sehingga langsung dibawa ke Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta.

"3 Hari ini sudah tumbang satu. Yang lainnya masih lemes. Karena asupan tenaga dari teh hangat dan air putih. Atas nama Ria yang jatuh pingsan," ucap Santos di Yogyakarta, Rabu (28/10/2015).

Santos menjelaskan, kabar adanya peserta yang mulai tumbang justru semakin banyak mahasiswa dan warga yang ingin terlibat aksi ini. Namun ia belum memberikan izin karena takut banyak yang tumbang lagi. Dari 10 orang yang menggelar aksi mogok makan saat ini masih bertahan 5 orang.

"Warga masih kuat bertahan. Sekarang sisa 5 orang. 1 Cewek dan 4 orang cowok. Awalnya 10, 1 tumbang 4 ada kesibukan kuliah dan sekarang masih 5. Kabar ini malah teman-teman malah banyak mau ikut," ujar dia.

Santos mengatakan aksi yang dilakukan sejak 26 Oktober 2015 lalu. Namun hingga saat ini Pemerintah DIY, DPRD DIY dan Pemerintah Kulonprogo belum ada yang datang.

"Ada 4 tuntutan yang kita suarakan. Tolak bandara baru, cabut RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) No 1 Tahun 2012 Kabupaten Kulonprogo. Cabut Izin Penetapan Lokasi (IPL) bandara dan hentikan represitas terhadap petani," pungkas Santos. (Ans/Mut)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya