Liputan6.com, Jakarta - Permasalahan sampah antara Pemprov DKI Jakarta, pengelola TPST Bantar Gebang PT Godang Tua Jaya, dan DPRD Kota Bekasi belum juga usai. Bahkan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menilai, banyak pihak yang justru ingin memperkeruh suasana seperti penghadangan truk sampah di Cileungsi, Bogor.
"Jangan tekan kita dengan gaya preman dong," ujar Ahok di Balaikota, Jakarta, Jumat (6/11/2015).
Penghadangan itu jelas memberi dampak besar pada pengiriman sampah ke TPST Bantar Gebang. Paling tidak, penumpukan di berbagai Tempat Pembuangan Sementara (TPS) dan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di berbagai daerah di Jakarta terjadi penumpukan.
Baca Juga
"Sekarang bayangin saja, kalau dulu boleh 3 rit, boleh lewat Bogor 24 jam, kamu batasi saya hanya malam, hanya satu rit, kira-kira truk saya cukup enggak? Nggak cukup, itu logika aja," lanjut Ahok.
Ahok mengaku, sejak dirinya memimpin Jakarta bersama Joko Widodo, permasalahan sampah sudah benar-benar dipikirkan. Peraturan Daerah tentang sampah pun sudah dikeluarkan pada 2013. Tapi, menurut dia sampai saat ini tidak dapat berjalan karena banyaknya permainan.
"Kita putuskan tetap Bantar Gebang untuk kerja lebih baik, truknya jangan yang jelek, eh masih sewa juga. Ganti kepala dinas. Saya sudah ganti 2 (kali), 2013 enggak mau jalanin, pecat, ganti wakil, wakil enggak jalan juga, pecat lagi, ini ganti wakil lagi nih, lu mau beresin enggak, nah dia mulai beresin nih, Isnawa Adji mulai beresin, ya kita butuh waktu. Tapi kalau mereka mau begitu, ya silakan," beber Ahok. (Nil/Mut)