Puisi Terakhir Sang Kakak untuk Uskup Agung Semarang

Romo Ismartono memberikan puisi terakhirnya kepada sang adik, Uskup Agung Semarang di Kapel Santo Paulus, Sleman.

oleh Yanuar H diperbarui 13 Nov 2015, 17:16 WIB
Diterbitkan 13 Nov 2015, 17:16 WIB
Uskup Agung Semarang Wafat
Peti jenazah Uskup Agung Semarang Mgr Johannes Pujasumarta diusung menuju kompleks pemakaman romo-romo Projo di belakang Seminari Tinggi Santo Paulus Kentungan, Sleman, Yogyakarta. (Liputan6.com/Fathi Mahmud)

Liputan6.com, Sleman - Ribuan pelayat turut mengiringi prosesi terakhir pemakaman Uskup Agung Semarang Mgr Johannes Maria Trilaksyanta Pujasumarta di kompleks pemakaman romo-romo Projo di Seminari Tinggi Santo Paulus, Kentungan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Sebelum pemberangkatan jenazah Uskup Agung Semarang, sang kakak Romo Ign Ismartono SJ memberikan pesan terakhirnya.

Ia memberikan puisi terakhirnya kepada adiknya itu di Kapel Santo Paulus. Puisi ini dibuat tahun 1975 saat dirinya dan adiknya kuliah di Seminari Kentungan.

"Untuk adik saya sendiri. Saya mau meneruskan apa yang diucapkan Uskup Bandung. Autum di sini dalam kalimat ini, Saya pernah bikin puisi Autum yang berarti tinggi dalam kata Altafidi pandanglah ke atas. Untuk adik saya selamat ucapkan jalan Altafidi pandanglah ke atas. Dia melihat ke atas. Kukatakan saja mulai sekarang. Akhirnya kau juga aku tinggalkan..," ucap Romo Ismartono di Kapel Santo Paulus, Jumat (13/11/2015).

Romo Ismartono menuturkan, saat mendapat kabar meninggal adiknya, ia sedang berada di Serbia. Saat itu ia mewakili Konferensi Waligereja Indonesia (KWI). Namun tidak sampai selesai ia pun pulang ke Tanah air.

"Namun di jalan saya melihat banyak anak muda yang membantu pemakaman. Mereka antusias membantu dan mendoakan adik saya. Terima kasih," ujar Romo Ismartono.

Perwakilan keluarga Romo Ismartono menyampaikan banyak terima kasih kepada semua yang terlibat dalam pemakaman adiknya. Mulai dari prosesi di Semarang hingga di Seminari Kentungan.

Ia mengucapkan terima kasih kepada tim dokter dan para perawat yang telah merawat Mgr Johanes Pujasumarta selama di rumah sakit, suster, frater, romo dan seluruh umat serta masyarakat yang telah menjenguk dan turut mendoakan.

"Tadi sudah disampaikan segala yang baik-baik. Tapi saya sadar adik saya hanya manusia biasa, saya menyampikan permintaan maaf atas kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat adik saya sendiri," pungkas Romo Ismartono.

Peti jenazah Uskup Agung Semarang Mgr Johanes Pujasumarta pada siang tadi tepat pukul 12.30 WIB, diusung menuju kompleks pemakaman romo-romo Projo di belakang Seminari Tinggi Santo Paulus, Kentungan. Proses pemakaman dilakukan setelah doa misa Requiem dilaksanakan sejak pukul 10.00 WIB.

Uskup Agung Semarang Mgr Johanes Pujosumarta lahir di Surakarta 27 Desember 1949 dan meninggal di RS St Elisabeth Semarang Selasa 10 November 2015. Mgr Johannes Pujosumarto dilantik sebagai Uskup Agung Semarang pada 7 Januari 2011. (Ans/Mut)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya