Liputan6.com, Jakarta - Nama Tuti, seorang pekerja harian lepas (PHL) Sudin Pertamanan dan Pemakaman Jakarta Pusat, tiba-tiba mencuat. Dia menjadi salah satu orang yang dicari Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
Wanita bernama asli Maryati itu dicari bukan karena kinerjanya yang buruk. Tapi, keberaniannya menegur dan mengusir pengunjuk rasa yang merusak taman membuat Ahok penasaran.
Tuti awalnya tidak percaya dia dicari-cari Ahok beberapa hari ini. Beberapa petugas kepolisian dan pengamanan dalam Balai Kota mencarinya karena Ahok sangat ingin bertemu.
Dia pun sempat ditakut-takuti oleh rekannya akan dimarahi Ahok. Tapi dirinya tidak peduli dan memilih melanjutkan pekerjaan.
Baca Juga
"Saya disuruh duduk sama polisi. Katanya saya dicari terus. Pak Ahok ada perlu. Kata polisi dari kemarin pas lagi ada demo, ibu dicariin. Karena ada (berita) saya ada yang ngomel dan marah-marah megang sapu, saya ketok (pendemo kencing)," ujar Tuti sambil duduk di taman depan Balai Kota, Jakarta, Rabu (23/3/2016).
Tuti terus memegang ponsel Samsung Galaxy J5 yang baru saja diberikan Ahok. Rupanya, omongan polisi benar. Ibu 3 anak itu memang benar-benar dicari oleh Ahok.
"Ibu dari kemarin dicariin Pak Gubernur mau nemuin kamu. Saya jawab, orang lagi nyapu. Sudah taruh dulu, bapak mau ngomong sama Ibu," cerita dia.
Petugas pun membawa Tuti ke ruang kerja Ahok. Di sana dia diajak bicara dan menceritakan pengalaman serta kekesalannya kepada pendemo. Selain itu, dia diajak makan. Sebelum pulang, barulah ponsel baru itu diberikan kepada Tuti.
"Pak Ahok tanya, ibu apain yang demo? Saya ketokin, enak aja pada kencing di situ, saya ketokin. Kata Pak Ahok, nih lain kali potret aja," tutup Tuti.