Liputan6.com, Bogor - Salah satu sekolah menengah atas negeri (SMAN) favorit di Kota Bogor, diduga melakukan kecurangan dalam penyelenggaran Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK).
Oknum guru yang berusaha menyelamatkan reputasi dan nama baik sekolahnya, diduga membocorkan jawaban soal ujian nasional.
Hal itu membuat kesal mantan Dekan Fakultas Pertanian (Faperta) Institut Pertanian Bogor (IPB) Ernan Rustiadi. Dia menuangkan kekesalannya dalam akun Facebook-nya.
Di laman depan Facebook berjudul Tragedy of The Commons, Ernan menuliskan, 'percayalah kejujuran dan integritas di dunia pendidikan adalah barang publik yang paling berharga dimiliki bangsa ini. Ketika kita gagal mempertahankannya, maka kita sama-sama akan gagal memanen generasi penerus hasil dari proses berkualitas'
Ia menceritakan lewat tulisan, tentang anaknya yang duduk di kelas III SMAN favorit di Bogor merasa risau dan menangis usai mengikuti UNBK.
"Beberapa hari lalu, pulang ujian menangis karena setelah ujian hari itu, dia mencocokkan jawaban dengan teman-temannya. Jawabannya tidak sebaik teman-temannya yang memiliki bocoran soal," tutur Ernan dalam tulisannya.
Anaknya khawatir masuk dalam kelompok murid yang memiliki nilai terburuk. Karena teman-temannya sudah memiliki bocoran kunci jawaban soal ujian.
"Malam ini (Sabtu 9 April) dia meminta pertimbanganku, apakah di hari minggu perlu mengikuti saran gurunya untuk mengambil bocoran soal yang akan dibagikan guru di sekolah?" tutur dia.
Sebagai mantan Dekan di IPB yang terlibat dalam seleksi mahasiswa baru, Ernan mengetahui persis, tak akan ada satupun perguruan tinggi besar yang mau dibodohi dengan menggunakan hasil UN dalam seleksi mahasiswanya.
"Karena nilai UN tidak konsisten dengan indikator-indikator prestasi siswa lainnya. Anakku menjadi lebih tenang, karena kedua orangtuanya mendukung anaknya untuk memilih kejujuran," ucap dia.
Namun menyedihkan, akibat sikap kejujuran, anaknya malah dicibir teman-temannya. Karena sebagai minoritas, dianggap sebagai murid yang munafik atau sok jujur.
Baca Juga
"Saya akui dengan menceritakan ini ke khalayak umum tanpa melakukan pencarian fakta di lapangan. Tapi sebetulnya, cerita ini sudah diketahui oleh khalayak banyak sejak lama. Pihak yang berwenang di negeri ini terus membiarkan kejadian ini terulang," kata Ernan di dinding Facebook-nya.
Dalam kapasitasnya sebagai orangtua, ia menceritakan peristiwa yang menimpa anaknya, yang mempertaruhkan kejujuran itu di rumah sendiri.
"Para pejabat yang berwenang dengan kapasitasnya masing-masing ayolah bertindak. Cegahlah guru-guru ikut larut dalam ketidakjujuran. Tindak tegas para pembocor soal jawaban. Ayo bertindak," ajak Ernan, menutup curhat dalam timeline di media sosial.
Kadis Siap Mundur
Advertisement
Kepala Dinas Pendidikan Kota Bogor Edgar Suratman, saat dikonfirmasi mengaku belum mendapatkan laporan kejadian yang mencoreng dunia pendidikan di Kota Bogor itu.
"Saya jamin tidak ada kebocoran dalam UNBK yang sampai saat ini masih berlangsung. Saya berani jamin itu cuma asumsi saja. Kalau itu benar saya siap mundur," tantang dia.
Edgar menyayangkan sikap Ernan. Seharusnya orangtua siswa yang kapasitasnya mantan Dekan IPB, tidak harus langsung mempublikasikan laporan anaknya melalui media sosial.
"Bagaimana pun saya akan crosscheck kebenarannya ke sekolah dan buat pertemuan dengan orangtua siswa yang menerima keluhan dari anaknya, terkait beredarnya isu bocoran jawaban soal UNBK," kata dia.
Dugaan adanya oknum guru memberikan jawaban soal UNBK di Bogor, sudah menyebar sejak beberapa hari lalu. Bahkan, sempat menjadi bahan diskusi di media sosial.