Koalisi Pemerintahan Jokowi-JK 'Gendut', Kaptennya Tetap Megawati

Golkar resmi bergabung dengan Pemerintahan Jokowi-JK pada Senin 16 Mei 2016. Sebelumnya telah lebih dulu bergabung PAN dan PPP.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 21 Mei 2016, 11:43 WIB
Diterbitkan 21 Mei 2016, 11:43 WIB
Presiden Jokowi
Koalisi pemerintahan Jokowi-JK

Liputan6.com, Jakarta - Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Masinton Pasaribu menyambut baik sikap Partai Golkar yang resmi mendukung Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK).

Menurut mantan aktivis 1998 ini, sikap politik Golkar itu bisa memperkuat sendi-sendi kebangsaan untuk kemaslahatan rakyat.

"Saya kira ini sesuatu yang baik ya, semoga dengan dukungan Golkar ini kita bisa lebih mewujudkan kebangsaan untuk memperjuangkan kehidupan rakyat Indonesia ‎sejahtera," kata Masinton dalam diskusi bertajuk 'Peta Politik Pasca Munaslub Golkar' di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu (21/5/2016).

Terkait isu Golkar akan mendapat jatah kursi menteri Kabinet Kerja, Masinton yakin Presiden Jokowi bisa melihatnya secara proporsional mana partai yang baru mendukung dan partai yang berjuang bersama-sama saat Pilpres 2014.


"Saya yakin Presiden punya formula soal kursi menteri dan tahu mana partai yang sudah bersama-sama,‎" ujar dia.

Dengan bergabungnya sejumlah partai dalam koalisi partai pendukung Jokowi-JK, anggota Komisi III DPR ini melihat koalisi pemerintah sekarang semakin 'gendut'. Kendati demikian, ujar Masinton, koalisi pemerintahan tetap berada di tangan Ketua Umum PDIP Megawati Soekrnoputri.

"Memang tadinya ingin koalisi ramping, tapi seiring berjalan ada yang datang dan masuk (koalisi). Tapi tetap kapten koalisi ini Ibu Megawati," ucap Masinton.

Golkar secara resmi menyatakan bergabung dengan pemerintahan Jokowi-JK saat menggelar Munaslub di Bali, Senin 16 Mei 2016. Keputusan itu dibuat beberapa jam sebelum Setya Novanto dinobatkan sebagai ketua umum Golkar yang baru.

Sebelum Golkar, telah lebih dulu bergabung ke koalisi pemerintahan Jokowi-JK, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya