Hasto PDIP: Ada Penurunan Dukungan untuk Parpol Pemenang Pemilu

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menilai saat ini banyak kepentingan kekuasaan yang mewarnai dinamika politik.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 30 Mei 2016, 22:27 WIB
Diterbitkan 30 Mei 2016, 22:27 WIB
20160511-Cagub-DKI-Jakarta-Johan-Tallo
Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto saat menghadiri fit and proper test untuk para balon Gubernur DKI Jakarta di DPP PDIP, Jakarta, (11/5). Sebanyak 32 peserta calon Gubernur/Wagub DKI yang mengikuti fit and proper test tersebut. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menilai saat ini banyak kepentingan kekuasaan yang mewarnai dinamika politik. Jika tidak diiringi dengan prinsip dan pemahaman Pancasila dan UUD 1945, maka akan membuat banyak pihak bingung dan tak punya arah.

Hal itu dikemukakan Hasto saat memberikan kuliah umum dengan tema Dinamika Partai Politik di Indonesia yang digelar di Kampus Universitas Airlangga, Surabaya, Senin (30/5/2016).

"Atas dasar hal tersebut, maka keseluruhan dinamika politik nasional harus dibawa pada pencapaian tujuan berbangsa dan bernegara," ujar Hasto.

Hasto menegaskan bahwa ideologi membuat politik tetap berdiri di atas hakekat demokrasi sebenarnya. Agar kehidupan politik tak berjalan di atas transaksional kekuasaan, ada 6 kriteria penting dalam menilai parpol.

Kriteria itu mencakup hubungan dengan konstituen, keuangan Partai, rekrutmen anggota dan pendidikan politik, resolusi konflik, pengembangan internal partai, dan cara partai mengelola pemerintahan.

 

Dukungan Pemenang Pemilu Menurun

Hasto menilai tren kepercayaan publik terhadap partai pemenang pemilu sejak 1999 menurun. Kecenderungan ini selayaknya menjadi pekerjaan rumah bagi partai politik yang harus segera diatasi.

"Bila diperhatikan, sejak 1999, terjadi tren dukungan menurun terhadap parpol pemenang pemilu. Ini PR yang harus diatasi," ujar Hasto.

Belum lagi saat ini parpol menjadi partai elektoral, yang disiapkan hanya untuk memenangkan pemilu saja. Fungsi partai yang berpihak pada wong cilik dinilai terabaikan.

"Ada trend intervensi kapital yang kuat sehingga sumber kapital itu mendesakkan kepentingan agenda politiknya," ucap Hasto.

Parpol, kata dia, harus melihat perspektif pengembangan internalnya terkait bagaimana partai menjalankan fungsi-fungsi organisasi.

Terkait kehadirannya di kampus Unair, Hasto mengatakan PDIP terbuka terhadap kritik. Masukan dan kritikan dari kampus akan diterima dengan terbuka agar parpol melakukan pembenahan.

"PDIP terbuka terhadap kritik. Karena kampus merupakan bagian masa depan bangsa. Apapun pilihan politik mereka," ucap Hasto.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya