Liputan6.com, Samarinda - Ditemani kerabatnya sambil membawa dua kotak kayu yang disebut ATM, Ida warga Samarinda, Kalimantan Timur melaporkan dugaan penipuan ke Mapolresta Samarinda.
Ia melaporkan pimpinan Padepokan Sumaryono alias Sultan Agung Ustaz Sumaryono, pengasuh Yayasan Padepokan Dimas Kanjeng Majelis Taklim Daarul Ukhuwah. Selama menjadi pengikutnya, Ida mengaku telah menyerahkan sejumlah uang yang diganti dengan kotak ATM.
Meski demikian polisi masih menyelidiki kaitan padepokan yang dipimpin Sumaryono dengan Padepokan Dimas Kanjeng di Probolinggo.
Advertisement
"Karena korban ini baru melapor, kami belum bisa menentukan. Mudah-mudahan hasil penyidikan anggota kami di sini bisa membuktikan ini ada hubungannya sampai ke sana," jelas Humas Polrestas Samarinda Iptu Hardi Oke, seperti ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, Sabtu (8/10/2016).
Sementara itu, seorang pengikut Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah membantah jika gurunya melakukan tindak pidana penipuan dengan modus menggandakan uang.
"Kalau penggandaan saya nggak ikut. Tapi kalau menggandakan dari video yang ada, saya masih fifty fifty sih. Cuma kalau dari setujuan, beliau itu sangat mulia, jujur aja," ungkap Karnoto, pengikut Dimas Kanjeng.
Lain lagi dengan enam pengikut Dimas Kanjeng di Garut, Jawa Barat yang tersebar di tiga wilayah. Pasca-ditangkapnya sang guru, mereka kini menutup diri. Harta benda keenam orang itu telah dihabiskan untuk diserahkan dan dilipatgandakan oleh yang mulia Dimas Kanjeng Taat Pribadi. Namun hingga kini hasilnya belum terbukti.