Ikut Dimas Kanjeng, Warga Purwakarta Menolak Disebut Korban

Satu dari dua warga Purwakarta pengikut Dimas Kanjeng belum pulang ke rumah sejak sebulan terakhir.

oleh Abramena diperbarui 08 Okt 2016, 15:32 WIB
Diterbitkan 08 Okt 2016, 15:32 WIB
Dimas Kanjeng
Rekonstruksi pembunuhan 2 pengikut Dimas Kanjeng digelar di Probolinggo.

Liputan6.com, Purwakarta - Dua warga Kabupaten Purwakarta diduga menjadi pengikut Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.

Masing-masing bernama Rukayah (60), warga Kampung Krajan, Desa Sukadami Kecamatan Wanayasa, dan Wawan (55), warga Kampung Pamoyanan, Desa Taringgul Tonggoh, Kecamatan Kiarapedes.

Wawan disebut-sebut mengkoordinir delapan orang warga untuk ikut pengajian di Probolinggo. Dia juga dikabarkan mendapat dana Rp 50 juta setiap bulan dari hasil dugaan penggandaan uang. Namun, pria tersebut membantahnya.

"Saya enggak tahu mereka yang disebutkan delapan orang siapa-siapa saja. Saya juga tidak kenal mereka. Saya sama sekali tidak pernah menerima uang apapun dari pengajian itu meski saya pernah menyumbang Rp 1 juta. Itu pun sumbangan seikhlasnya saya," ujar Wawan di kediamannya di Kiara Pedes Purwakarta, Sabtu (8/10/2016).

Maka itu, Wawan menolak disebut sebagai korban penipuan Taat Pribadi yang kini ditetapkan sebagai tersangka penipuan sekaligus pembunuhan. "Saya bukan korban, saya tidak merasa ditipu karena saya tidak dijanjikan sesuatu. Melapor apa? Saya juga tidak ditipu," kata Wawan.

Wawan mengaku pernah sekali mengikuti pengajian di Probolinggo pada 2013. Ia saat itu diajak rekannya yang berasal dari Kabupaten Bogor dan berangkat menggunakan mobil.

"Pengajian biasa, tidak ada yang spesial. Sudah itu saja, tahun lalu saya sudah tidak pernah ke sana lagi," kata Wawan.

Saat Taat Pribadi ditahan Polda Jatim, Wawan mengaku baru menyadarinya jika pernah mengikuti pengajian itu. Dia merasa heran karena baru tahu ada informasi penggandaan uang.

"Jujur saya kaget waktu lihat di TV kok ada penggandaan uang segala, padahal waktu saya ikut pengajian di sana sama sekali tidak ada dan tidak membahas soal penggandaan uang," kata Wawan.

Tak Pulang Sebulan

Dimas Kanjeng
Sejumlah barang bukti seperti emas dan uang palsu kasus dugaan penipuan Dimas Kanjeng diangkut ke Polda Jatim, Surabaya dari Makassar. (Liputan6.com/Fauzan)

Sementara, pengikut lainnya, Rukayah sudah sebulan terakhir tidak pulang ke rumah. Anak kedua Rukayah, Agus Permana (49) saat ditanya perihal ibunya yang masuk Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi, mengatakan ibunya memang sering pergi ke Jawa Timur sejak 2013 lalu.

"Katanya ibu saya waktu itu ke sana sama Pak Wawan. Katanya ke Jatim, ikut pengajian tapi saya tidak tahu persis kemana-mananya," tutur Agus.

Ia menjelaskan ibunya memang sering mengikuti pengajian dan seringkali bepergian. Namun, ia tidak pernah menanyakan sehingga tidak mengetahui secara detil kemana tujuan ibunya pergi.

"Tidak ngabari juga meski itu sudah biasa," ujarnya.

Sementara itu, Kapolres Purwakarta AKBP Trunoyudo Wisnu Andiko menyebut mereka adalah korban dan meminta mereka untuk melapor.

"Informasi yang kami terima ada warga Purwakarta yang jadi korban penipuan dengan tersangka Dimas Kanjeng Taat Pribadi," kata Trunoyudo.

Korban tersebut juga belum membuat laporan pengaduan pada Polres Purwakarta. Untuk itu, pihak Kepolisian berharap korban bisa melapor.

"Nanti bisa melapor ke Polres Purwakarta untuk kemudian nanti kami teruskan ke Polda Jawa Timur (Jatim). Atau laporan langsung ke Polda Jatim juga tidak masalah," ujar Trunoyudo.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya