Anak dan Istri Pelaku Bunuh Diri di Facebook Butuh Pendampingan

Kasandra mengatakan, yang paling rentan mengalami depresi adalah anak dari pelaku bunuh diri.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 20 Mar 2017, 06:07 WIB
Diterbitkan 20 Mar 2017, 06:07 WIB
Fitur Pencegah Bunuh Diri
Kebanyakan pengguna medsos mengunggah postingan yang mengindikasikan depresi dan kesedihan. Akibatnya dapat berujung ke tindakan bunuh diri. (Sumber: City People Magazine)

Liputan6.com, Jakarta - Psikolog klinis dan forensik Kasandra Putranto berpendapat istri dan anak-anak dari Pahinggar Indrawan mengalami trauma berat usai peristiwa bunuh diri via Facebook pada Jumat 17 Maret lalu.

Oleh karenanya, ia menilai perlu adanya pendampingan psikologis bagi keluarga pelaku.

"Supaya bisa meminimalkan dampak-dampak dan risiko tersebut," kata Kasandra saat dihubungi Liputan6.com di Jakarta, Minggu 19 Maret 2017.

Kasandra mengatakan, yang paling rentan mengalami depresi adalah anak dari pelaku bunuh diri. Sebab, mereka amat peka dengan kondisi lingkungan di sekitar. Apalagi setelah kejadian memilukan itu diketahui banyak orang.

"Kita harapkan semoga kuat. Yang jelas kejadian ini pasti akan meninggalkan trauma. Genetisnya ada bagian dari ayahnya, secara lingkungan, kejadian ini pasti juga memberikan luka batin. Tetapi itu bisa diminimalkan melalui sesi pendampingan psikologis," ucap dia.

Sebelumnya, seorang pria bernama Pahinggar Indrawan menyiarkan langsung prosesi bunuh diri di akun Facebook. Polisi menduga dia bunuh diri karena ditinggal istrinya. Dia mengunggah video bunuh dirinya pada Jumat 17 Maret 2017 lalu sekitar pukul 10.00 WIB.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya