Ajak Peserta KTT Kerja Sama, Jokowi Cerita Indonesia Surga Rempah

Menurut Jokowi peran negara berkembang saat ini, termasuk Indonesia, tidak bisa dipandang sebelah mata.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 16 Mei 2017, 08:57 WIB
Diterbitkan 16 Mei 2017, 08:57 WIB
Jokowi
Presiden Joko Widodo atau Jokowi. (Liputan6.com/Joanzen Yoka)

Liputan6.com, Beijing - Presiden Joko Widodo atau Jokowi memaparkan peran penting Indonesia dalam mewujudkan jalur sutra baru, yang digagas pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) The Belt and Road Forum for International Cooperation (BRF), di Beijing, Tiongkok.

Jokowi menceritakan sejarah Indonesia yang mengambil peran penting di jalur sutra pada zaman dahulu. Saat itu, Indonesia dikenal sebagai surganya rempah.

"Saya ingin mengingatkan bahwa di abad-abad di mana jalur sutra pertama kali berkembang, Indonesia saat itu dikenal sebagai kepulauan rempah, the Spice Islands," kata Jokowi, dalam keterangan tertulis, Senin 15 Mei 2017.

Menurut dia, sejarah tersebut sudah seharusnya dibangkitkan pada jalur sutra baru yang digagas Tiongkok ini. Indonesia dan negara di Asia Tenggara bisa memainkan peran dalam pemenuhan bahan baku, yang bisa diolah menjadi produk barang dan jasa.

"Saya ingin mengundang bapak/ibu sekalian untuk bekerja sama erat dengan kami di Indonesia dan di ASEAN, untuk menggarap bersama bahan baku industri yang kami miliki, bahan baku pangan yang kami miliki, dan sumber daya energi yang kami miliki untuk mengembangkan bersama, dari ujung ke ujung, rantai produksi di sepanjang jalur sutra," kata dia.

Jokowi mengajak seluruh kepala negara yang hadir tidak ragu bekerja sama dengan Indonesia. Saat ini, Indonesia masuk dalam tiga negara terbesar pemasok bahan pangan, seperti kakao, kopi, kelapa, minyak kelapa sawit, dan rempah-rempah.

Tak hanya itu, Jokowi melanjutkan, di bidang industri, Indonesia juga berada dalam tiga besar negara pemasok bahan baku seperti nikel, timah, tembaga, dan aluminium bauksit. Indonesia juga diberkati dengan sumber daya energi yang berlimpah dan terjangkau.

"Asia Tenggara, khususnya Indonesia, juga diberkati dengan sumber daya energi yang berlimpah dan murah. Tenaga hidro, tenaga geotermal, tenaga surya, dan tentunya tenaga batu bara," dia menambahkan.

Peran negara berkembang saat ini, menurut Jokowi, tidak bisa dipandang sebelah mata. Dia menilai negara berkembang saat ini terus bangkit dan menjadi kekuatan baru ekonomi dunia.

"Terlepas dari peristiwa-peristiwa yang menyedot perhatian kita dari bulan ke bulan, dari tahun ke tahun, tetap saja bahwa perkembangan yang paling historis dan paling signifikan di abad ke-21, adalah kebangkitan kelas menengah di negara-negara berkembang," ujar dia.

Selama 50 tahun terakhir, kata Jokowi, ratusan juta orang meninggalkan kemiskinan dan bergabung dengan kelas menengah, menjadi The Global Middle Class. Itu terutama terjadi di Tiongkok dan berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia.

Jokowi yakin pembangunan infrastruktur penunjang Belt and Road ini akan memicu perkembangan industri di berbagai belahan dunia. Itu pula yang diharapkan dapat mengurangi angka kemiskinan. Karena itu, Belt and Road harus segera diwujudkan.

"Satu aspek yang sangat saya hargai mengenai inisiatif (Belt and Road) sejauh ini adalah realisasi yang nyata. Bukan hanya bicara, tapi benar-benar membangun sesuatu. Pelabuhan, kereta api, dan industri yang bisa kita lihat, bisa kita sentuh. Itulah keberanian dan aksi nyata yang dibutuhkan di dunia saat ini," Jokowi menandaskan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya