Liputan6.com, Jakarta - Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Kiagus Ahmad Badaruddin mengindikasikan adanya dana ISIS dari Suriah mengalir ke Indonesia. Walaupun demikian, dia tidak mengingat secara detail kapan waktu pengirimannya.
Diketahui, Institute for Policy Analysis of Conflict (IPAC) dalam laporannya yang berjudul 'Marawi, The "East Asia Wilayah" And Indonesia', menyebutkan untuk operasi militan di Marawi, mendapat sokongan dana langsung dari ISIS di Suriah dan Irak.
Baca Juga
Aliran dana ISIS dari Suriah itu diberikan oleh Bahrumsyah, warga Indonesia yang menjadi salah satu petinggi ISIS di Suriah melalui Jamaah Ansharud Daulah (JAD). Dari sana, melalui seorang kurir, uang dikirimkan kepada Dr Mahmud Ahmad asal Malaysia, seorang mempunyai peranan penting untuk menghubungkan petempur dengan Kawasan Asia Timur, untuk menyebarkan uang kepada militan di Marawi.
Advertisement
"Tidak spesifik Marawi, ya. Tapi ada sih uang dia (ISIS) kasihkan. Udah beberapa waktu lalu, tepatnya saya enggak tahu," kata Kiagus di Kemenko Polhukam, Jakarta, Rabu (26/7/2017).
Dia menuturkan, hal ini sudah berkoordinasi dengan pihak Densus 88. Dan telah melaporkannya. "Sudah terdeteksi dan udah kita kasihkan ke Densus," jelas Kiagus.
Dia belum meyakini apakah akun itu telah dibekukan atau tidak. Dirinya hanya menyebut jika sudah ada nama dari daftar PBB, otomatis dibekukan.
"Saya lupa ya. Emang kalau dia masuk dalam daftar PBB, harusnya udah. Tapi saya belum pasti," pungkas Kiagus.
IPAC sebelumnya menyebut, pada Januari 2017, Dr Mahmud menghubungi seorang anggota JAD di Banten Achmad Supriyanto alias Damar, seseorang yang pernah melakukan latihan di Mindanao.
Dr Mahmud mengatakan, dirinya memerlukan Damar untuk menerima dana dari Suriah ke Filipina dan memberikannya akun di Telegram untuk dikontak. Kemudian Maret 2017, dia memberi tahu Damar ada dana sebesar 20.000 dolar AS tiba di Indonesia dan meminta dia menghubungi orang JAD di Suriah, Munawar, yang kemudian memberi instruksi kepada Damar lewat komunikasi internet Telegram untuk mengambil dari seseorang di Bekasi. Damar langsung mengirim uang itu ke kontak di Fiipina.
Diketahui, Damar telah ditangkap pada tahun 2017 oleh Densus 88, bersamaan dengan anggota JAD lainnya, Rohmat Septriyanto asal Tegal, yang bertugas sampai dia ditangkap pada akhir Mei.
Saksikan video menarik di bawah ini: