Harga Garam Naik, Perajin Telur Asin dan Tahu Kurangi Produksi

Perajin tahu di Tasikmalaya, Jawa Barat mulai mengurangi produksi tahu hingga 30 persen setelah harga garam naik hampir lima kali lipat.

oleh SCTV diperbarui 27 Jul 2017, 14:02 WIB
Diterbitkan 27 Jul 2017, 14:02 WIB
Harga Garam Naik, Perajin Telur Asin dan Tahu Kurangi Produksi
Perajin tahu di Tasikmalaya, Jawa Barat mulai mengurangi produksi tahu hingga 30 persen setelah harga garam naik hampir lima kali lipat.

Liputan6.com, Subang - Para petani di Sampang Madura, Jawa Timur, menutupi garam yang tersisa di tambak dengan terpal, pascaturunnya hujan, Kamis dini hari tadi. Bila tak ditutupi, akan menyebabkan sebagian besar garam mencair.

Seperti ditayangkan Liputan6 Siang SCTV, Kamis (27/7/2017), kondisi ini menyebabkan petani garam di Sampang merugi di tengah mahalnya harga garam hingga mencapai Rp 4 juta per ton dari harga biasa, Rp 600 ribu per ton.

Petani berharap, terik matahari kembali muncul agar mereka bisa menjemur garam kembali.

Sementara itu di Subang, Jawa Barat, melambungya harga garam dari Rp 700 menjadi Rp 5.000 per kilogram membuat perajin telur asin di Pantura, Patok Besi mengurangi produksi. Yakni dari 1.000 menjadi 300 butir per hari.

Lain halnya dengan perajin tahu di Tasikmalaya, Jawa Barat. Mereka mulai mengurangi produksi tahu hingga 30 persen setelah harga garam naik hampir lima kali lipat.

Kondisi ini menyebabkan pendapatan para perajin tahu menurun, karena mereka belum berani untuk mengurangi ukuran tahu atau menaikkan harga di pasaran.

Di Tulungagung, Jawa Timur, mahalnya garam berdampak bagi perajin es puter yang mengambil risiko dengan menaikan harga. Yakni dari Rp 350 ribu menjadi Rp 400 ribu per tabung gas dengan kapasitas 124 gelas es puter.

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya