Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo akhirnya memilih Komisaris Besar Johnny Eddizon Isir sebagai ajudannya. Posisi ini sebelumnya sempat kosong hampir tujuh bulan setelah diangkatnya Brigjen Listyo Sigit Prabowo sebagai Kapolda Banten.
Eddizon merupakan lulusan Akademi Kepolisian 1996 dan menjadi siswa terbaik atau peraih Adhy Makayasa.
Baca Juga
Perwira menengah kelahiran Juni 1975 ini malang melintang di dunia reserse. Terakhir, dia menjabat Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Riau. Ayah dua anak ini menempuh pendidikan umum dan meraih gelar master Transnasional Crime di Wollongong, Australia.
Advertisement
Tugas reserse pertama dia emban di Polres Bobonaro, Timor Timur, tahun 1998. Kariernya meningkat dan dipercaya menjadi Kepala Bagian Operasi Serse Polresta Surabaya Utara pada 1999.
Pada 2003, dia pertama kali menjabat Kapolsek Karangpilang, Polresta Surabaya Selatan. Setelah itu, dia dipromosikan sebagai Kepala unit 2 Pidana Umum Polda Jawa Timur. Hingga 2011, Eddizon berkarier di Polda Jawa Timur.
Tahun berikutnya, dia dipercaya untuk memimpin Sub Direktorat III Tindak Pidana Korupsi Polda Papua. Dua tahun bertugas di satuan tersebut, Eddizon didapuk menjabat Kapolres Jayawijaya dan Kapolres Manokwari pada 2013. Dua wilayah ini tergolong dinamis dari segi keamanannya.
Eddizon kembali ke Pulau Jawa dan langsung diamanati Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Banten. Empat bulan menjabat, dia dirotasi menjadi Sekretaris Pribadi Kapolri. Pada Maret 2017, Eddizon diberi kepercayaan menjadi Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Riau.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Rikwanto mengatakan, Johnny dipilih sebagai ajudan Presiden menjadi prestasi tersendiri, karena dialah putra Papua pertama dalam sejarah yang menjadi ajudan Presiden.
"Ini pertama dalam sejarah, putra asal Papua dipercayakan menjabat sebagai ajudan Presiden RI Joko Widodo," kata Rikwanto saat dihubungi Liputan6.com di Jakarta, Rabu (16/8/2017).
Rikwanto mengungkapkan, terpilihnya Johnny sebagai ajudan Presiden Joko Widodo tak lepas dari peran Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian. Kapolri, sambung dia, merekomendasikan nama Johnny kepada Presiden Joko Widodo.
"Rekomendasi dari Kapolri. Karena Presiden melihat Pak Tito punya Sespri orang Papua, dan Presiden ingin juga seperti Pak Tito. Setelah magang dua minggu di Istana, lalu diterima untuk jadi ajudan Presiden," tutup Rikwanto.
Saksikan video menarik di bawah ini: