Liputan6.com, Mekah - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin sidak ke beberapa pedagang kaki lima yang menjual makanan Indonesia, di sektor 7 Mekah, Arab Saudi.
Sidak tersebut dilakukan untuk mengetahui kualitas makanan yang dijajakan serta untuk mengetahui makanan apa saja yang dibeli jemaah selama katering dihentikan sementara pada saat puncak haji di Arafah, Muzdalifah, Mina, atau Armina.
"Sengaja mendatangi permukiman jemaah haji Indonesia sambil mengantisipasi, dan melihat, karena mulai besok itu distribusi makanan dihentikan sementara sampai 6 September," kata Lukman di Mekah, Sabtu (26/8/2017).
Advertisement
Lukman menjelaskan, dihentikannya katering untuk jemaah Indonesia karena memang situasi yang tidak mendukung. Saat puncak haji, Kota Mekah akan menjadi lautan umat Islam yang akan menjalankan ibadah di Armina.
"Karena padatnya jalan-jalan di Mekah sehingga memang tidak bisa dibagikan ke hotel-hotel jemaah," jelas dia.
Lukman mengatakan, dengan adanya pedagang masakan Indonesia di sekitar pemondokan jemaah sangat membantu. Terlebih, pedagangnya juga warga Indonseia yang menetap di Mekah.
"Kalau saya ingin tahu bagaimana jemaah kalau tidak mendapatkan distribusi makanan itu dan alhamdulillah pagi ini saya menemui beberapa (pedagang) yang seperti ibu kita ini yang menjual makanan dan tentu sangat membantu jemaah haji kita," papar dia.
Ia memastikan, setelah 6 September nanti, layanan katering jemaah haji Indonesia di Mekah akan kembali beroperasi seperti biasa.
"Nanti setelah tanggal 6 September insyaallah distribusi makanan akan kembali normal lagi. Jadi ini mohon dimaklumi karena ini memang pendistribusinnya itu jalan-jalan di Mekah padat sekali jadi tidak mungkin untuk menjangkau hotel yang didiami jemaah haji kita," tutur Lukman.
Dalam kunjungan tersebut, Menag Lukman didampingi Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Kementerian Agama Sri Ilham Lubis, Kepala Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daerah Kerja Mekah KH Nasrullah Jasam, pembimbing ibadah, dan beberapa pegawai Kementerian Agama.
Makanan Basi
Sementara itu, ditemukan makanan basi yang disiapkan salah satu perusahaan katering untuk jemaah haji.
"Makanan basi itu belum didistribusikan kepada jemaah karena sudah diketahui terlebih dahulu oleh petugas katering," ujar Kepala Daker Madinah Amin Handoyo di Madinah, Arab Saudi.
Hal ini sangat dimungkinkan karena petugas katering selalu melakukan pengecekan terlebih dahulu sebelum makanan didistribusikan kepada jemaah haji. "Pas diketahui basi, tim katering segera mengambil tindakan agar makanan tersebut tidak dibagikan," jelas Amin.
"Selanjutnya, tim katering meminta agar pihak perusahaan segera mengganti makanan tersebut dengan makanan lain yang layak konsumsi," tambahnya.
Pihak perusahaan pun bersedia mengganti makanan untuk jemaah dengan nasi bukhari (makanan Arab). Karena jumlahnya mencapai 3.344 pack (13 kloter), maka proses distribusinya memakan waktu agak lama, bahkan dikabarkan hingga pukul 12 malam.
Akan hal ini, Amin mengaku sudah memberikan teguran tertulis kepada pihak katering. Perusahaan yang baru pertama kali menerima pesanan katering untuk jemaah haji Indonesia tersebut bernama Bahar Har.
"Jika terulang kesalahan, tindakan sanksi dapat berupa pengurangan kuota, bahkan bisa sampai pemutusan kontrak," ujar Amin.
Advertisement