Liputan6.com, Jakarta - Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri masih menelusuri kasus penyebaran ujaran kebencian oleh Saracen. Termasuk mencari pemesan jasa sindikat itu.
"Sama, kita masih cari ada enggak yang mesan. Itu masih penyelidikan," ujar Kepala Bareskrim Polri Komjen Ari Dono Sukmanto, di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Selatan, Selasa (29/8/2017).
Baca Juga
Penyidik, lanjut dia, juga masih menyelidiki kaitan Saracen dengan Pilpres 2014. Dia enggan memastikan Saracen merupakan simpatisan capres yang kalah dalam pertarungan tersebut.Â
Advertisement
"Kata siapa? Isu itu. Masih diselidiki," ucap Ari.
Sebelumnya, pria yang disebut-sebut sebagai ketua sindikat Saracen, Jasriadi merupakan mantan simpatisan calon yang gagal pada Pilpres 2014. Begitu pula anggota yang lain.
Berawal dari kesamaan dukungan tersebut, mereka menjalin pertemanan.
"Perkenalan kita di medsos, waktu itu kan ada Pilpres 2014, kebetulan kita simpatisan salah satu calon yang gagal, ya," ujar Jasriadi dalam wawancara khusus bersama Liputan6.com, baru-baru ini.
"Nah, di situ kita kenal dengan yang seide, dan dari situ setiap yang seide ya kita kenal," dia melanjutkan.
Kendati, Jasriadi menyebutkan, pertemanan tersebut tidak terjalin kuat. Karena itu, dia mengklaim hanya sebatas perkawanan di media sosial.
Saksikan video berikut ini:
Pilkada DKI
Bareskrim Polri juga akan menyelidiki aksi sindikat Saracen dalam Pilkada DKI Jakarta. Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri Irjen Ari Dono Sukmanto pun mengatakan, pihaknya belum memperoleh informasi soal sepak terjang Saracen di Pilkada DKI 2017 lalu.
"Belum ada, masih dalam penyelidikan," ujar Ari Dono.
Jasriadi mengaku pernah melakukan pertemuan besar-besaran dengan para anggotanya menjelang Pilkada DKI Jakarta.
Menurut Jasriadi, pada 2016, Agus Setiawan mengajaknya bertemu dengan para anggota Saracen dalam acara silaturahmi akbar. Agus Setiawan merupakan salah satu pimpinan Saracen yang saat ini sudah ditetapkan sebagai tersangka.
"Silaturahmi akbar itu waktu Pilkada DKI. Itu pertemuannya saya enggak tahu persis, di situ ada ceramah cara memilih pemimpin. Tapi lebih detailnya saya lupa karena sudah lama," kata Jasriadi kepada Liputan6.com, baru-baru ini.
Bahkan saat itu, kata Jasriadi, ada media yang meliput pertemuan tersebut. "Itu sekitar bulan 6 (Juni) atau 7 (Juli) itu," ujar dia.
Meski demikian, Jasriadi mengaku pertemuan itu tak ada sangkut pautnya dengan Saracen.
Advertisement