Jokowi Ingin Kembangkan Ekonomi Digital Mulai dari Batam

Jokowi memanfaatkan kunjungan kenegaraan ke Singapura untuk mengajak para investor untuk datang ke Indonesia.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 08 Sep 2017, 09:15 WIB
Diterbitkan 08 Sep 2017, 09:15 WIB
Presiden Jokowi dan PM Singapura Lee Hsein Loong
Presiden Jokowi dan PM Singapura Lee Hsein Loong. (Biro Pers Istana)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi memanfaatkan kunjungan kenegaraan ke Singapura untuk mengajak para investor untuk datang ke Indonesia. Jokowi menawarkan sektor ekonomi digital dan pariwisata sebagai andalan.

Hal itu disampaikan saat menjadi pembicara kunci pada Indonesia-Singapore Business Forum, di Marina Bay Cruise Center, Singapura, Kamis 7 September 2017.

"Saat ini dari 13 perusahaan terbesar di dunia, 8 perusahaan merupakan perusahaan di bidang teknologi, jelas ini merupakan peluang bersejarah dalam revolusi digital saat ini," kata Jokowi.

Jokowi mengatakan, Indonesia tengah menikmati berkembangnya industri e-commerce dan berkembangnya perusahaan-perusahaan digital start-up dengan total nilai sekitar USD 1 miliar. Tren ini diperkirakan akan terus berkembang di tahun-tahun berikutnya.

"Oleh karena itu, kita harus menata kembali hubungan antara Indonesia dan Singapura untuk merespon revolusi digital tersebut," imbuh Jokowi.

Saksikan video di bawah ini:

Dimulai dari Batam

Perkembangan kerja sama ini bisa dimulai dari Batam. Sebagai kota terdekat dengan Singapura, Batam harus jadi penyedia dan pelayanan produk-produk digital.

Dengan begitu, Batam bisa jadi jembatan digital untuk menghubungkan Singapura ke komunitss digital lainnya di berbagai kota di Indonesia, seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan Bali.

Pada sisi lain, Jokowi menyebut sektor pariwisata juga bisa terus dimaksimalkan kedua negara. Sektor ini bisa dimanfaatkan sebagai dampak dari lonjakan jumlah kelas menengah dari Tiongkok, India dan sebagian negara di Asia Pasifik.

"Sebagai dampak dari booming di bidang pariwisata, Indonesia mengenalkan program yang bernama 'Ten New Bali'," ujar Presiden.

Potensi wisata perairan sekaligus hubungan bagi negara di regional, Singapura bisa menjadi gerbang masuk untuk mendatangkan turis Indonesia. Caranya dengan membuka penerbangan ke sejumlah destinasi wisata di Indonesia.

"Dalam dua belas bulan ke depan, bandara di kawasan Danau Toba, Sumatera Utara, dan Labuan Bajo, Komodo Island akan diubah statusnya menjadi bandara internasional," tutur Jokowi.

Untuk mencapai semua target itu, Jokowi memastikan, pemerintah terus berkomitmen memperbaiki iklim investasi. Upaya itu kini sudah mendapat pengakuan dari berbagai lembaga internasional.

"Menurut data Bank Dunia di bidang kemudahan berusaha, peringkat Indonesia telah membaik dalam dua tahun terakhir dari peringkat 109 ke peringkat 106, kemudian dari peringkat 106 ke peringkat 91. Bank Dunia mengatakan, lonjakan 15 peringkat merupakan rekor dunia," jelas Jokowi.

Berdasarkan survey oleh Gallup International, Indonesia berada pada posisi pertama dalam hal kepercayaan publik terhadap pemerintahnya. Selain itu, survey tahunan oleh UNCTAD (the United Nations Conference on Trade and Development) juga meningkatkan peringkat Indonesia dari sebelumnya peringkat 8 ke peringkat 4 sebagai negara tujuan utama FDI (Foreign Direct Investment).

"Dan empat bulan lalu, lembaga pemeringkat dunia Standard and Poor juga merilis peringkat Indonesia menjadi Investment Grade. Hal ini merupakan pertama kalinya dalam 20 tahun Indonesia memiliki peringkat Investment Grade oleh tiga lembaga pemeringkat dunia S&P, Moody’s dan Fitch," papar Jokowi.

Berbagai upaya mempermudah investor menanamkan modal di Indonesia juga terus dilakukan. Salah satunya dengan tentang Percepatan Pelaksanaan Berusaha.

"Kami menantikan 50 tahun persahabatan dan kerjasama selanjutnya. Saat Anda terus menjadi tidak kiasu, kita akan terus bekerja keras, menjadi tidak ndeso," pungkas Jokowi.

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya