Sandiaga Uno Dorong Masjid Jadi Basis Kekuatan Ekonomi

Sandiaga Uno menekankan usaha ekonomi yang dilakukan masjid harus berorientasi masyarakat banyak.

oleh Yunizafira Putri Arifin Widjaja diperbarui 31 Des 2017, 09:12 WIB
Diterbitkan 31 Des 2017, 09:12 WIB
Sandiaga Uno
Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengatakan fungsi masjid tidak hanya menjadi sarana ibadah. Menurut dia, masjid harus bisa menjadi sarana edukasi dan kebangkitan ekonomi umat.

"Saya ingin masjid menjadi mainstreaming, artinya, masjid bukan hanya utamanya sebagai tempat ibadah, tapi harus meningkatkan sebagai sarana edukasi dan kebangkitan ekonomi umat," ucap Sandiaga dalam acara Silaturahmi Takmir Masjid dengan Ulama dan Umaro Dewan Masjid Indonesia di Hotel Grand Cempaka, Jakarta Pusat, hari ini Sabtu (30/12/2017).

Ia mendorong masjid-masjid berkolaborasi dengan pemerintah di tingkat kecamatan. Tujuannya, lanjut dia, menciptakan terobosan kegiatan-kegiatan usaha baru.

Menurut Sandi, hal itu dimungkinkan dengan program-program Pemprov DKI.

"Sekarang kita ada program Oke Oce Masjid," ucapnya memberi contoh .

Ia menekankan usaha ekonomi yang dilakukan masjid harus berorientasi masyarakat banyak. Sandi tidak ingin masjid mendapat nilai tambah ekonomi hanya untuk kepentingan segelintir orang.

"Yang kita lakukan untuk kemaslahatan masyarakat, tidak ada kepentingan pribadi ataupun gologan," tegasnya.

 

Canggung Bertemu Ulama

Sandiaga Uno ulama
Wagub DKI Sandiaga Uno saat menerima para ulama dan habiab di rumah dinasnya. (Liputan6.com/Yunizafira Putri Arifin Widjaja)

Sebelumnya, Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta Sandiaga Uno menerima Forum Ulama dan Habaib (Fuhab) DKI Jakarta di rumah dinasnya, Jalan Denpasar, Jakarta Selatan, Sabtu (30/12/2017).

Sandi yang datang dengan baju olahraga, merasa tidak enak hati untuk bertemu para ulama dan habib yang ingin bersilaturahmi, karena takut pakaiannya kurang sopan. Dia pun bertanya, apakah menjadi masalah kalau bertemu mereka dengan pakaian seperti itu.

"Apakah tidak apa-apa saya pakai pakaian seperti ini saat bertemu para ulama dan habib? Ini auratnya sudah tertutup ya?" ucap Sandiaga Uno.

Ketua Umum Fuhab Jakarta KH Syukron Ma'mun pun menjawab pertanyaan Sandi. Dia mengatakan leging yang digunakan Sandi sudah menutup aurat.

"Sudah tertutup itu auratnya. Seandainya tidak ada yang hitam itu (leging), mungkin sudah saya kritik, tolong panjangi lagi," kelakar Syukron diiringi oleh gelak tawa dari para pengurus Fuhab lainnya.

Sandiaga Uno pun akhirnya mengganti pakaian olahraganya.

Fuhab sendiri merupakan salah satu pendukung pasangan Anies-Sandi saat Pilgub DKI silam. Ormas-ormas di Jakarta yang tergabung dalam Bamus Betawi merupakan anggota dari Fuhab.

Soal Tanah Abang

Pedagang Tanah Abang foto bersama Sandiaga Uno
Pedagang Tanah Abang foto bersama Sandiaga Uno (Liputan6.com/ Delvira Chaerani Hutabarat)

Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengungkapkan kemacetan di kawasan Tanah Abang berkurang sejak penataan baru yang telah diterapkan.

Dalam data yang dipaparkan dari Jakarta Smart City tersebut, tercatat ada penurunan laporan kemacetan.

"Ada penurunan dari laporan kemacetan," ujar Sandi saat persentasi di hadapan awak media di Ruang Pantau Jakarta Smart City, Balai Kota, Jumat, 29 Desember 2017.

Dalam persentasinya di hadapan awak media, Sandi menunjukkan foto sebelum dan sesudah penataan Jalan Jatibaru Raya, depan Stasiun Tanah Abang.

Foto di sebelah kiri menunjukkan kesemrawutan Tanah Abang saat angkutan umum masih bisa melintas di depan Stasiun Tanah Abang. Sedangkan gambar di sebelah kanan menampilkan Jalan Jatibaru Raya dihiasi barisan tenda merah dan biru serta bersih dari kendaraan, selain Transjakarta.

"Ini pola penataan yang sebenarnya bukan penutupan, tapi ini adalah rekayasa lalu lintas. Yang jadi dasar pemikiran kita adalah bahwa ini rekayasa lalu lintas yang mirip car free day atau pembatasan ganjil genap dan sebagainya," tutur Sandi.

Data yang merupakan pengembangan dari laporan kemacetan Jakarta di aplikasi Waze itu menampilkan penurunan kemacetan sebanyak 56 persen. Namun, Sandi mengaku data tersebut belum valid. Hal ini dikarenakan data diambil saat masa liburan sekolah.

"Jadi untuk yang mendukung di socmed yang mendukung bahwa langkah brilian Anies-Sandi, jangan senang dulu. Jangan euforia dulu," pesan Sandi.

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya