SBY Ungkap Masa Terberatnya Saat Menjadi Tentara

Menurut SBY Yogyakarta lebih menantang dan berbeda dengan daerah lain karena memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri.

oleh Ady AnugrahadiLiputan6.com diperbarui 09 Apr 2018, 07:23 WIB
Diterbitkan 09 Apr 2018, 07:23 WIB
Didampingi Ani dan Ibas, SBY Hadiri Pengobatan Massal di Bogor
Gaya Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bersama Ani Yudhoyono saat foto bareng pasangan cabup-cawabup Bogor Ade Ruhaendi-Inggrid Kansil ketika pengobatan massal di Ciampea, Bogor, Jawa Barat, (26/3). (Merdeka.com/Arie Basuki)... Selengkapnya

Liputan6.com, Yogyakarta - Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menganggap masa bertugas sebagai Komandan Korem 072/Pamungkas Yogyakarta lebih menantang dibandingkan di daerah lain.

"Pengalaman saya bertugas di Yogyakarta itu more challenging dibandingkan dengan di daerah-daerah lain," ujar SBY saat mengulas kenangannya bertugas di Yogyakarta dalam acara "Ngopi Bareng SBY" di Angkringan Pendopo Lawas, Yogyakarta, Minggu 8 April 2018 malam.

Menurut dia, Yogyakarta lebih menantang dan berbeda dengan daerah lain karena memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri baik dari segi politik, sosial, budaya, dan hubungan antara pemerintah dengan rakyat.

SBY mengatakan saat pertama mengemban tugas sebagai Komandan Korem 072/Pamungkas di Yogyakarta dengan pangkat kolonel pada 1995, situasi sosial dan politik pada saat itu cukup hangat karena berbarengan dengan masa transisi pemerintahan dari era Presiden Soeharto ke pemerintahan era Orde Reformasi.

Menurut SBY, saat itu banyak mahasiswa Yogyakarta yang memiliki sikap kritis dan kerap melontarkan kritik kepada negara dan pemerintah mulai dari ungkapan yang halus sampai yang kasar.

Namun, sebagai aparat yang bertugas menjaga stabilitas keamanan saat itu, SBY mengaku lebih memilih mengutamakan komunikasi dan dialog dibandingkan menempuh cara-cara represif.

"Mereka siang hari melakukan unjuk rasa mengkritisi pemerintah dan menginginkan perubahan A, B, C, dan D. Tetapi malam harinya mereka saya ajak berdialog," ucap Preside ke-6 RI itu, seperti dilansir dari Antara. 

Nyaris Dipecat

Pake Seragam Demokrat, SBY Kukuhkan Agus Yudhoyono sebegai Kogasma
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono memberikan pidato saat pengukuhan putranya Agus Harimurti Yudhoyono sebagai Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) untuk Pemilukada dan Pilpres 2019, Jakarta, Sabtu (17/2). (Liputan6.com/Johan Tallo)... Selengkapnya

Alhasil, menurut dia, cara itu berhasil. Meski situasi sosial politik di Yogyakarta tetap dinamis, namun ia memastikan saat itu tidak ada aksi-aksi kekerasan serta gangguan keamanan apa pun di kota gudeg itu.

"Saya tidak bisa mengekang kebebasan mereka untuk berekspresi menyampaikan pandangan-pandangannya tapi 'gentlemen agreement' yang kami buat waktu itu tidak boleh melebihi kepatutannya, melanggar hukum, dan menimbulkan gangguan keamanan," kata dia.

Kendati demikian, karena pendekatan yang ia lakukan terhadap elemen mahasiswa yang melakukan aksi-aksi demonstrasi saat itu dianggap terlalu lunak, ia nyaris dicopot dari jabatannya.

"Tetapi Pangdam saya membela (saya) bahwa sebetulnya pendekatan politik yang konstruktif ya seperti itu. Saya bersyukur saya bisa selamat dari terpaan politik waktu itu," kenang SBY.

Acara "Ngopi Bareng SBY" di Angkringan Pendopo Lawas merupakan bagian dari rangkaian "SBY Tour De Jogja". Pada Senin (9/4) SBY serta para pengurus DPP Partai Demokrat dijadwalkan menghadiri acara pelantikan pengurus DPD serta DPC Partai Demokrat DIY di Jogja Expo Center.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya