Liputan6.com, Jakarta - Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) mengakui sudah melakukan beberapa upaya untuk membantu pemerintah agar peristiwa teror bom yang terjadi bisa selesai. Ketua Umum GMKI Sahat Martin Philip Sinurat menyampaikan, mereka mengajak semua pihak untuk bisa melawan terorisme.
"Tidak hanya bicara kami tidak takut, karena pasti semua masyarakat kita resah, tapi kita mendorong supaya masyarakat waspada dan melawan terorisme," kata Sahat di Kantor Wapres, Jalan Medan Merdeka Utara, Kamis (17/6/2018).
Pihaknya juga menegaskan, untuk aparat pemerintah, tokoh agama, pendidikan, politik, serta partai politik agar tidak mengeluarkan ujaran kebencian yang dapat menyebabkan masyarakat terhasut dan percaya dengan isu hoaks tersebut.
Advertisement
"Kami tegaskan, kami meminta aparat pemerintah, kemudian tokoh-tokoh agama, tokoh pendidikan, tokoh politik, partai politik untuk berhenti mengeluarkan ujaran kebencian atau doktrin-doktrin kebencian," ungkap Sahat.
Dia juga meminta seluruh lembaga di Indonesia agar tidak ada yang berpaham radikal. Oleh karena itu, GMKI berupaya untuk merangkul mahasiswa serta masyarakat.
"Kami juga meminta polisi bisa menjamin keamanan karena masyarakat harus diprioritaskan. Jangan sampai masyarakat kembali menjadi korban peristiwa teror bom," kata Sahat.
Sahat juga mengatakan, Wapres JK dalam pertemuan juga menjelaskan bahwa teror tidak hanya peristiwa yang terjadi di dalam negeri, tetapi juga berkaitan dengan faktor eksternal atau luar negeri.
"Bapak Wapres menyampaikan, terorisme ini juga berkaitan juga faktor eksternal, seperti adanya negara-negara gagal yang kemudian orang-orang Indonesia datang ke sana seperti Afghanistan, Suriah, dan lain-lain," Sahat memaparkan.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Membantu Negara Lain
Kepada GMKI, Wapres JK juga mengatakan pemerintah tengah mencoba untuk menyelesaikan masalah terorisme di tingkat internal. Tidak hanya itu, Indonesia juga sudah berusaha membantu menyelesaikan masalah di negara-negara yang masih bertikai seperti Afghanistan.
"Beberapa waktu lalu Presiden datang ke Afghanistan untuk mencoba menyelesaikan juga Palestina dan lain-lain upaya yang dilakukan," ungkap Sahat.
Tidak hanya itu, JK juga meminta untuk menguatkan peran kelembagaan. Agar bisa menanamkan nilai-nilai Pancasila. "Dan kemudian yang kedua menguatkan peran kelembagaan supaya bisa menanamkan spirit-spirit Pancasila lebih baik," Sahat memaparkan.
Reporter: Intan Umbari Prihatin
Sumber: Merdeka.com
Advertisement