4 Cerita Pilu Usai Keluarga Terima Jasad Korban Lion Air Jatuh

Kepala Basarnas Jakarta Hendra Sudirman hanya terdiam saat ditanya istri korban Lion Air soal kondisi jenazah suaminya.

oleh Maria Flora diperbarui 09 Nov 2018, 09:30 WIB
Diterbitkan 09 Nov 2018, 09:30 WIB
Kantung Jenazah dan Serpihan Lion Air JT 610 Tiba di Tanjung Priok
Petugas Basarnas membawa kantung jenazah terkait jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 di Posko Evakuasi, Tanjung Priok, Jakarta, Senin (29/10). Pesawat teregistrasi dengan PK-LQP dan berjenis Boeing 737 MAX 8. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Memasuki hari ke-11, Tm Basarnas kembali menemukan para korban Lion Air PK-LQP yang jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat.

Hingga Kamis sore, 8 Oktober 2018, total telah ada 195 kantung yang telah diserahkan ke Tim Disaster Victim Identification (DVI) Rumah Sakit Polri. Dari jumlah tersebut jumlah penumpang yang berhasil teridentivikasi sebanyak 51 penumpang.

"Dengan rincian 40 orang laki-laki dan 11 perempuan," kata Komandan Tim DVI Kombes Lisda Cancer, Rabu, 7 November 2018.

Bagi keluarga korban Lion Air, hal ini sedikit banyak telah membuat mereka lega karena jasadnya berhasil ditemukan di tengah duka mendalam akibat ditinggal pergi orang-orang terkasih.

Berikut ini sejumlah cerita pilu yang menyayat hati saat keluarga penumpang Lion Air menerima jasad korban Lion Air jatuh:

1. Isak Tangis Keluarga

Keluarga Korban Lion Air JT 610 Doa Bersama
Keluarga korban pesawat Lion Air PK-LQP penerbangan TJ 610 dengan tujuan Jakarta-Pangkal Pinang menabur bunga di atas KRI Banda Aceh di Perairan Tanjung karawang, Jawa Barat, Selasa (6/11). (Merdeka.com/Imam Buhori)

Erianto menjadi salah satu penumpang Lion Air yang mejadi korban saat pesawat jatuh di Karawang.

Saat jasad PNS itu diterima, tangis keluarga mewarnai rumah duka di Pangkalpinang, Bangka Belitung. Istri korban, Sri Hartati bahkan nyaris pingsan saat jenazah suaminya tiba.

Dimata rekan-rekan dan keluarganya, bapak dari tiga anak ini sebagai sosok yang baik.

2. Akhir Penantian Seorang Nenek

Keluarga korban saat tiba di lokasi jatuhnya pesawat Lion Air bernomor penerbangan JT 610. (Merdeka.com/Ronald)
Keluarga korban saat tiba di lokasi jatuhnya pesawat Lion Air bernomor penerbangan JT 610. (Merdeka.com/Ronald)

Indariyani adalah seorang ibu, mertua, dan nenek dari dua orang cucu yang masing-masing masih berusia 4 tahun dan 21 bulan.

Keempatnya menjadi korban dalam kecelakaan pesawat Lion air dengan tujuan Pangkalpinang.

Setelah keempat jasad kelurganya berhasil teridentifikasi, Indariyani mengaku lega. Karena beberapa hari sebelumnya dia dihantu kecemasan setiap kali hasil rekonsilisiasi korban Lion Air diumumkan oleh Tim DVI.

"Kemarin aku rasa sakitnya, di mana cucuku, anakku, waktu tidak dipanggil-panggil. Saya pernah bilang keluarlah dari dasar laut, keluarlah, kita pulang ke kampung (Bangka), pulang ke kebonlah," ucap dia, Rabu, 7 November 2018.

Rencananya, jenazah kedua cucunya diterbangkan ke Bangka. Keduanya akan dikebumikan di satu area dengan kedua orangtuanya.

3. Jadi Rebutan Para Istri

Keluarga Korban  Pesawat Lion Air Datangi RS Polri
Keluarga korban pesawat Lion Air JT 610 menyerahkan dokumen di Posko Antemortem RS Polri Kramat Jati, Selasa (30/10). Para anggota keluarga itu diperiksa untuk mendukung pemeriksaan antemortem korban insiden pesawat itu. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Rudolf Petrous Sayers, korban Lion Air JT-610 disemayamkan di rumah duka Rumah Sakit Dharmais, Jakarta.

Namun, jenazah korban diklaim oleh dua orang ahli waris yang masing-masing mengaku sebagai istri sah almarhum.

Menurut istri pertama korban, Yuke Meiske Pelealu, korban teridentifikasi melalui DNA yang diambil dari anak keduanya.

Adanya kisruh sengketa ahli waris tersebut, jenazah korban hingga kini masih berada di Rumah Duka Dharmais.

4. Tanya Kondisi Jenazah

Keluarga Korban Lion Air JT 610 Doa Bersama
Keluarga korban Lion Air PK-LQP berdoa di atas KRI Banda Aceh di Perairan Tanjung karawang, Jawa Barat, Selasa (6/11). Pesawat Lion Air JT 610 rute Jakarta-Pangkal Pinang jatuh di Tanjung Karawang, Jabar, (29/10/2018) pagi. (Merdeka.com/Imam Buhori)

Kepala Basarnas Jakarta Hendra Sudirman hanya terdiam saat ditanya istri korban Lion Air soal kondisi jenazah suaminya.

"Pak ada enggak kemungkinan badannya utuh," tanya Dewi Lestari, istri dari Rudi Lumbantoruan, penumpang Lion Air nahas.

Saat itu, Hendra mengaku dirinya hanya terdiam dan berusaha menguatkan istri korban dengan hanya bisa memberikan foto buku tabungan milik suaminya.

"Ya saya diam aja makanya, saya enggak bisa ngomong, saya cuman bilang ibu yang sabar kuatin anak-anak ibu," ujarnya.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya