Liputan6.com, Jakarta - Sekelompok anak kecil siang itu tengah asyik bermain bola di Pondok Kopi, Duret Sawit, Jakarta Timur, Sabtu 8 Desember 2018. Di tengah kegiatannya, mereka melihat karung yang teronggok.
Karung itu kemudian mereka dorong-dorong untuk digunakan bahan permainan. Namun tak dinyana. Ternyata karung itu berisi dokumen penting negara berupa kepingan e-KTP.
Baca Juga
Seorang warga Pondok Kopi, Zainal (30) mendapatkan sekitar 10 anak kecil tengah asyik saling melempar e-KTP layaknya seorang ninja. Mereka kegirangan. Mengira itu adalah kartu ATM.
Advertisement
"Pagi-pagi sekitar jam 10-an, saya dengar bocah pada teriak-teriak. Tapi mereka teriaknya bukan e-KTP. 'Banyak ATM..Banyak ATM'. Gitu mereka teriaknya," ungkap Zainal saat dihubungi Merdeka.com, Minggu (9/12/2018).
Suara teriakan bocah begitu jelas didengar Zainal, lantaran rumahnya berada di depan persis lokasi penemuan ribuan e-KTP.
"Pas saya cek, ternyata bocah lagi pada mainin e-KTP," ucap dia.
Namun, lantaran tengah diburu waktu, Zainal tak terlalu ambil pusing. Meski ia mengaku sempat mengambil beberapa foto. "Saya ada janji sama produser jadi enggak terlalu ambil pusing. Tapi sempet sih foto-foto. Pokoknya yang pertama kali dateng ke lokasi itu anak kontri (wartawan wilayah) terus baru polisi," katanya.
Meski demikian, Zainal sempat menanyakan perihal temuan tersebut kepada ayahnya yang merupakan Ketua RT setempat setelah ramai dibicarakan.
"Ayah saya kan RT. Kalau kata ayah saya kemungkinan itu e-KTP yang awal-awal dulu. Kan kalau awal-awal itu ada masa berlakunya beda dengan yang baru berlaku seumur hidup. Pas saya lihat lagi foto ternyata bener ada masa berlakunya sampai 2017," bebernya.
"Tapi pertanyaannya kenapa dibuang sembarangan," kata dia.
Sementara itu, Kapolsek Duren Sawit Komisaris Parlindungan Sutasuhut ketika dihubungi Liputan6.com, mengaku belum tahu jumlah dari e-KTP yang dibuang tersebut. Namun, ia memastikan yang ditemukan itu bukanlah blangko kosong.
"Ditemukan sekira pukul 11.00 WIB. Hanya saja, pihaknya baru mendapatkan laporan sekira pukul 14.00 WIB. E-KTP sudah ada identitasnya. Bukan blangko kosong ya, sudah kecetak. Jadi ada nama, alamat, dan lainnya. Ada beberapa sudah kadarluarsa," ujar dia.
Saat ini pihaknya masih menyelidiki. Sejumlah saksi pun sudah dimintai keterangan.
"Kami telah periksa Pak RW. Tadi dia ada di situ. Penyelidikan masih berlanjut," tandas dia.
Tanggapan Dukcapil
Kepala Dinas Dukcapil (Kadisdukcapil) DKI Jakarta, Dhany Sukma angkat bicara terkait penemuan sebuah karung berisikan KTP elektronik atau e-KTP di Jalan Karya Bakti VI, tepatnya di depan musala RT 03 RW 011, Kelurahan Pondok Kopi, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur.
Dia menyatakan, e-KTP tersebut dicetak pada 2011, 2012, dan 2013. Cetakan awal waktu perekaman massal.
Itu memang e-KTP lama," kata Dhany saat dihubungi Liputan6.com, Sabtu (8/12/2018).
Kendati demikian, Dhany belum bisa memastikan darimana asal-muasal e-KTP tersebut. Saat ini, pihaknya telah berkoordinasi dengan kepolisian untuk menyelidiki temuan ini.
"Sekarang kita minta tolong dari kepolisian untuk melakukan pelacakan terkait dengan e-KTP yang ditemukan tadi. Jumlah total e-KTP juga masih kami himpun," ucap Dhany.
Kejadian mirip juga sebelumnya terjadi di simpang Salabenda, Desa Parakansalak, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor pada Mei 2018. Kala itu, sekitar 6 ribu e-KTP jatuh dari truk pada Sabtu 26 Mei 2018 pukul 13.15 WIB.
Menurut Dirjen Dukcapil Kemendagri Zudan Arif Fakrulloh, e-KTP yang jatuh tersebut merupakan barang yang rusak elemen data, nama tidak lengkap, fisik sobek serta terkelupas.
"Tercecer berjumlah 6 ribu keping sudah masuk gudang dan rapi. Kategori dua kerusakan kok ini digambar yang bagus, yang rusak dua elemen tadi," kata dia, Senin 28 Mei lalu.
Seluruh kepingan e-KTP rusak di Gudang Kemendagri itu akan dimusnahkan usai Pilpres 2019. Tujuannya agar ada bukti jika diperlukan nantinya.
Polisi juga telah mengambil tindakan terkait e-KTP tercecer di Bogor. Polisi menegaskan tak ada unsur pidana dalam peristiwa itu.
Advertisement
Blangko E-KTP Dijual Bebas
Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Deddy Mizwar, mempertanyakan ribuan e-KTP yang ditemukan tercecer di Kelurahan Pondok Kopi, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur. Deddy mengatakan bahwa peristiwa itu juga pernah terjadi di daerah lainnya.
"Kemarin di Pilgub Jabar kan juga (ada) beberapa karung. Sekarang (di Duren Sawit) tidak tahu ada gejala apa, nih?" ucap Deddy di kediaman Ma'ruf Amin, Jalan Situbondo, Jakarta Pusat, Minggu (9/12/2018).
Dia berharap aparat kepolisiaan dapat mengusut pihak yang membuang ribuan e-KTP itu. Hal ini agar Pemilu 2019 berlangusng jujur tanpa ada kecurangan.
"Harus diserahkan kepada pihak berwenang untuk diteliti, diindikasikan kenapa. Kita tidak bisa menduga-duga yang penting pemilu harus jujur," kata mantan Wakil Gubernur Jawa Barat itu.
Tak hanya kasus e-KTP yang dibuang di tempat sampah, kasus yang membetot perhatian publik belakangan juga terkait dengan blangko e-KTP yang dijual bebas.
Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Kementerian Dalam Negeri, Zudan Arif Fakrulloh mengakui hal tersebut. Menurut dia, oknum penjual blangko e-KTP itu sudah diketahui. Dia adalah anak eks Kepala Dinas Dukcapil Lampung. Motifnya hanya iseng semata.
"Enggak, di WA (whatsapp) ke saya katanya iseng," kata Zudan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.
Zudan menegaskan, tidak ada motif politik dari insiden tersebut. Sebab, jumlah blangko e-KTP yang dijual secara online itu hanya 10 keping.
Selain itu, tidak ada motif keuangan dari kasus penjualan e-KTP online. Zudan menegaskan bahwa ini hanya sebuah keisengan yang fatal.
"Tapi ini keisengan yang fatal karena bikin gaduh, penurunan trust itu kan ada bisa terus trust-nya padahal enggak. Enggak terjadi jebolnya sistem karena pencurian biasa gitu," ucapnya.
Namun menurut Wakil Ketua Komisi II dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera, kasus ini bisa menjadi gerbang kecurangan Pemilu 2019.
"Bisa, tapi saya tidak mau suuzon. Karena pertama jumlahnya sepertinya tidak besar dan rata-rata itu untuk orang kecil," kata Mardani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (6/12/2018).
Mardani menilai, masalah ini tidak bisa dianggap sederhana. Pasalnya, ada lebih dari satu toko yang menjual blangko e-KTP.
Karena itu, dia menyarankan adanya audit untuk melihat akar masalah penjualan blangko e-KTP online itu. Hal itu, ucap dia, dilakukan agar masyarakat paham dan bisa segera melaporkan jika ada kejadian serupa.
Saksikan video menarik berikut ini: