Polri: KKB di Papua Gunakan Hoaks untuk Cari Perhatian Internasional

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri itu mengatakan, kelompok kriminal bersenjata (KKB) sengaja menyebarkan hoaks untuk menarik perhatian dunia luar.

oleh Nafiysul Qodar diperbarui 02 Jan 2019, 14:52 WIB
Diterbitkan 02 Jan 2019, 14:52 WIB
Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo (Liputan6.com/Nafiysul Qodar)
Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo (Liputan6.com/Nafiysul Qodar)

Liputan6.com, Jakarta - Aparat gabungan TNI-Polri dituding menyandera rombongan pejabat Pemerintah Daerah Kabupaten Nduga, Papua, di Distrik Yigi. Dalam tudingan yang disampaikan juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) atau Organisasi Papua Merdeka (OPM), Sebby Sambom, disebutkan terdapat Ketua I dan II DPRD Kabupaten Nduga.

Tudingan tersebut dibantah juru bicara Mabes Polri, Brigjen Dedi Prasetyo. Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri itu mengatakan, kelompok kriminal bersenjata (KKB) sengaja menyebarkan hoaks untuk menarik perhatian dunia luar.

"Itu hanya bagian dari propaganda mereka untuk menarik simpati," ujar Dedi saat dikonfirmasi, Jakarta, Rabu (2/1).

Menurut Dedi, keberadaan Polri-TNI di Kabupaten Nduga justru untuk melindungi masyarakat dari ancaman kelompok bersenjata. Ini dilakukan setelah adanya penyerangan kelompok bersenjata yang dilakukan kepada para pekerja proyek Trans Papua pada Desember lalu. Dalam serangan itu, belasan pekerja meninggal.

Sementara Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih Kolonel Infanteri, Muhammad Aidi, memastikan kabar yang disampaikan Sebby adalah hoaks. Menurut dia, bukan kali ini saja kelompok separatis tersebut membuat hoaks yang menyudutkan aparat keamanan.

"Setelah isu serangan udara dan bom fosfor di Kabupaten Nduga serta berbagai macam bentuk propaganda-propaganda murahan lainnya, kini gerombolan separatis kembali melemparkan isu hoax yang sangat absurd dan tidak bertanggung jawab," ucap Aidi dalam keterangan tertulisnya.

Dia pun berharap agar Ketua I DPRD Kabupaten Nduga Alimi Gwijangge dan Ketua II DPRD Kabupaten Nduga Dinar Kalnea, yang disebut oleh Sebby tengah disandera aparat TNI-Polri bersedia mengklarifikasi informasi tersebut secara jujur dan terbuka. Hal itu agar tidak menimbulkan persepsi publik bahwa mereka terlibat dalam pembuatan skenario hoaks tersebut.

"Menurut saya ini sangat penting demi untuk menjaga kredibilitas bapak selaku pejabat," tuturnya.

 

Fakta yang Terjadi

HOAX
Ilustrasi hoax (iStockPhoto)

Fakta yang terjadi, kata Aidi, pada 24 Desember 2014 telah dilaksanakan misa Natal gabungan TNI-Polri dan masyarakat dihadiri pebeberapa pejabat daerah, termasuk Ketua PAK HAM Papua Matius Murib di Distrik Mbua. Sekaligus dilaksanakan pembagian bantuan sembako dan hadiah Natal dari TNI-Polri kepada masyarakat.

Kemudian pada 29 Desember 2018, aparat gabungan TNI-Polri serta pebajat Pemda dipimpin oleh Wakil Bupati Nduga melaksanakan perayaan Natal di Distrik Dal, Kabupaten Nduga.

"Pada kegiatan tersebut juga dilakasanakan pembagian bantuan sembako dari TNI-Pori kepada masyarakat, termasuk pengobatan massal kepada rakyat oleh Tim Kesehatan Polda Papua dan Kodam XVII/Cenderawasih," ujar Aidi memungkasi.

Sebelumnya, Sebby melalui pesan singkat menuding aparat Polri-TNI menyandera rombongan pejabat daerah Kabupaten Nduga, Papua termasuk Ketua I dan II DPRD Nduga.

Sebby, yang bermukim di Papua Nugini, menceritakan pada 28 Desember 2018, rombongan tim melakukan perjalanan dari Wamena sekitar pukul 10.30 WIT menuju Yigi. Saat sedang berada di Mbua, rombongan disandera oleh TNI-Polri yang berjaga di daerah tersebut.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya