Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah rumah dan masjid di Bogor, Jawa Barat rusak akibat pergerakan tanah. Bahkan, fenomena tersebut membuat rumah warga ambles sedalam dua meter.
Fenomena tanah bergerak terjadi di Jalan Swadaya, Kelurahan Cimahpar, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, Sabtu sekira pukul 01.30 WIB. Satu unit rumah berlantai dua ambruk rata dengan tanah, sedangkan satu unit rumah yang siap dihuni ambles dan rusak parah.
Baca Juga
Sementara Masjid Al Muslimun ambles sedalam 2 meter, namun hanya mengalami keretakan pada dinding dan lantai bangunan.
Advertisement
"Amblesnya 2 meteran. Awalnya rumah dan masjid itu tingginya sama dengan jalan. Sedangkan 1 bangunan rumah 2 lantai ambruk," kata Juhri, warga setempat, Sabtu (2/3/2019).
Tanah bergerak terjadi setelah wilayah Bogor dan sekitarnya diguyur hujan lebat. Sebelum ambruk, warga sempat merasakan getaran dan gemuruh hingga radius sekitar 100 meter.
"Terdengar suara blaarrrr. Saat itu semua pada keluar rumah dan melihat rumah ambruk," ujar ustaz Solihin ZA, yang rumahnya sekitar 100 meter dari lokasi kejadian.
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Saat malam kejadian, para pekerja bangunan tengah pulang ke rumah mereka masing-masing. Para santri yang biasa mengaji dan salat tengah malam di masjid itu pun sedang tidak ada di lokasi kejadian.
"Biasanya diiisi tukang bangunan, tapi karena tinggal finishing dan besoknya libur, mereka pulang. Para santri di sini juga biasa tidur di masjid itu, cuma malam tadi sepi," ungkap Solihin.
Sebelum kejadian, dirinya juga sempat memiliki firasat buruk. Dia biasanya rutin di masjid hingga larut malam, namun pada saat kejadian dia memilih diam di rumah.
"Tadi malam itu bawaannya malas ke masjid," terang Solihin.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Sudah Diingatkan Warga
Informasi yang dihimpun, dua rumah mewah itu masih dalam tahap pembangunan namun sudah siap untuk dihuni. Sementara satu unit rumah lainnya sudah diisi oleh penghuninya.
Keempat bangunan itu berdiri di atas lahan bekas tempat pembuangan sampah. Akibat kejadian ini, aliran kali tersumbat lantaran tertutup material bangunan rumah dan turap yang ambruk.
Saat ada rencana tanah tersebut akan dijual untuk dibangun rumah kavling, warga sempat melayangkan protes kepada pemilik lahan. Karena lahan tersebut bekas tempat pembuangan sampah dan puing, serta berada di punggir bantaran kali sehingga rawan longsor.
"Sebelumnya Ketua RT/RW sudah ngasih saran ke pemilik tanah bernama Pak Reza, jangan dibangun rumah disitu. Tapi tidak didengar. Setelah tanahnya terjual oleh pembeli langsung dibangun rumah," kata warga yang enggan disebut identitasnya.
Advertisement