Liputan6.com, Jakarta - Karopenmas Divhumas Mabes Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan, pihaknya sedang mendalami foto sekumpulan remaja diduga geng motor yang memegang senjata tajam (sajam) dan berkeliaran di jalan. Beredarnya foto itu di media sosial tersebut, membuat masyarakat resah.
"Ada foto geng motor anak-anak yang membawa senjata tajam itu sedang diidentifikasi oleh laboratorium digital," kata Dedi di Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (15/5/2019).
Baca Juga
Pendalaman terhadap foto yang dilakukan pihaknya oleh laboratorium digital tersebut untuk mengetahui apakah foto tersebut asli atau hanya sebuah rekayasa saja.
Advertisement
"Apakah itu betul senjata tajam itu sesuai dengan bentuk yang aslinya atau merupakan suatu editan, ini masih di cek keasliannya," ujar dia.
Dengan adanya hal itu, ia ingin agar masyarakat bisa lebih bijak dalam menggunakan media sosial. Apalagi, masyarakat diminta jangan terlalu mudah percaya dengan hal tersebut.
"Artinya di sini masyarakat betul-betul bijak dalam menggunakan media sosial. Dan tidak usah terlalu percaya dengan apa yang disebarkan oleh akun-akun anonymous, tidak bisa diklarifikasi beberapa konten yang diviralkan itu. Baik berupa foto, video, narasi," ucapnya.
Jenderal bintang satu ini berjanji, pihaknya akan selalu berusaha memberikan klarifikasi terhadap beberapa kejadian seperti hal tersebut. Karena, agar masyarakat tidak menjadi resah.
"Aparat kepolisian akan berusaha semaksimal mungkin untuk bisa memberikan klarifikasi terhadap setiap konten yang disebarkan akun-akun itu," pungkas Dedi.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Masyarakat Diminta Jangan Terlalu Percaya
Karopenmas Divhumas Mabes Polri Brigjen Dedi Prasetyo juga meminta masyarakat jangan terlalu percaya dengan foto dan video anak remaja yang sedang melakukan pembegalan dengan menggunakan senjata tajam dan tersebar di media sosial.
"(Masyarakat) tidak usah terlalu percaya dengan apa yang disebarkan oleh akun-akun anonymous, tidak bisa diklarifikasi beberapa konten yang diviralkan itu. Baik berupa foto, video, narasi," kata Dedi di Humas Polri, Jakarta Selatan, Rabu (15/5/2019).
Ia pun menjelaskan, beberapa video dan foto yang beredar di sejumlah wilayah yakni seperti seseorang yang tangannya ditebas oleh sejumlah orang hingga putus yang sebenarnya terjadi pada 22 Februari 2019 lalu dan bukan disaat bulan suci Ramadan.
"Terus masalah parkiran yang ribut, seolah-olah itu geng motor. Itu kejadian di daerah Panakupang, Makassar tanggal 13 Mei 2019. Itu sudah ditangani oleh Polrestabes Makassar," jelasnya.
"Kemudian ada beberapa CCTV juga, kejadian-kejadian di Kwitang tanggal 5 Mei 2019, korban meninggal dunia pelaku sudah ditangkap, ditangani oleh Polda Metro," sambungnya.
Â
Reporter: Nur Habibie
Sumber: Merdeka
Advertisement