Kenang 118 Tahun Kelahiran Soekarno, GMNI Minta Jokowi dan Prabowo Silaturahmi

Dalam peringatan 118 tahun kelahiran Soekarno, GMNI mengajak Jokowi dan Prabowo untuk saling silaturahmi sebagai wujud persatuan usai Pilpres 2019.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 08 Jun 2019, 20:45 WIB
Diterbitkan 08 Jun 2019, 20:45 WIB
Peluk Hangat Jokowi - Prabowo Akhiri Debat Perdana Pilpres 2019
Capres dan cawapres nomor urut 01 Joko Widodo atau Jokowi-Ma'ruf Amin bersalaman dengan capres dan cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno usai debat perdana Pilpres 2019 di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (17/1). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) menyelenggarakan peringatan 118 tahun kelahiran Soekarno dan enam tahun wafatnya suami dari Megawati Soekarno Putri, Muhammad Taufiq Kiemas yang jatuh pada Sabtu, 8 Juni 2019.

Mengenang sosok kedua tokoh bangsa itu, GMNI merasa Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan calon presiden 02 Prabowo Subianto perlu memberikan teladan yang senada. Keduanya mesti bertemu untuk bersilaturahmi.

"Sebagai dua tokoh besar bangsa, terlebih lagi sebagai dua umat Islam, saya pikir Jokowi dan Prabowo perlu bersilaturahmi," tutur Ketua Persatuan Alumni GMNI, Ahmad Basarah di Gedung DPP PA GMNI, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (8/6/2019).

Baik Jokowi dan Prabowo merupakan tokoh yang bersaing dalam kontestasi Pilpres 2019. Dan dalam perjalanannya, keduanya menjadi simbol dari persatuan hingga ketegangan yang terjadi di masyarakat.

"Hendaknya halal bihalal itu menyatukan persaudaraan Indonesia. Di mana cita-cita Bung Karno sejak muda selalu memperjuangkan semangat nasionalisme artinya persatuan Indonesia. Nasionalisme ideologi yang menjadi dasar Pancasila yaitu persatuan Indonesia," jelas dia.

"Kemudian dilanjutkan dalam praktik kehidupan berbangsa bernegara yang dilaksanakan oleh almarhum Haji Muhammad Taufiq Kiemas yang kita kenal sebagai tokoh lintas ideologi, lintas partai politik, lintas generasi, bahkan lintas aliran," lanjut Basarah.

Basarah yakin, dengan pertemuan antara Jokowi dan Prabowo maka suasana tegang di masyarakat akan lebih tenang. Terlebih di suasana Idul Fitri ini, maka akan lebih memberikan efek mendalam untuk mempersatukan.

"Hikmah peringatan ini kita harapkan muncul tokoh baru seperti Haji Muhammad Taufiq Kiemas yang dapat menyatukan segala perbedaan yang ada di tengah-tengah masyarakat kita. Apakah itu ideologi, agama, parpol, atau pandangan, dan sebagainya," Basarah menandaskan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya