Menteri LHK: 4 Perusahaan Milik Singapura dan Malaysia Terlibat Kebakaran Hutan

Keempat perusahaan yang terlibat dalam kebakaran hutan di Kalbarberasal dari Singapura dan Malaysia.

oleh Ika Defianti diperbarui 13 Sep 2019, 21:08 WIB
Diterbitkan 13 Sep 2019, 21:08 WIB
Aksi Prajurit TNI Berjibaku Padamkan Kebakaran Hutan Riau
Prajurit TNI dan petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) berusaha memadamkan kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Kampar, Provinsi Riau (12/9/2019). Kebakaran hutan yang terjadi menyebarkan kabut asap di Asia Tenggara. (AFP Photo/Adek Berry)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengungkap setidaknya terdapat empat perusahaan asing terlibat dalam kebakaran hutan dan lahan di wilayah Kalimantan Barat (Kalbar) dan Riau.

Keempat perusahaan tersebut berasal dari Singapura dan Malaysia. Untuk wilayah Kalbar perusahaan itu ada di Kabupaten Ketapang, Sanggau, dan Melawi.

"Di Kalimantan Barat itu ada empat perusahaan Singapura dan Malaysia. Kemudian di Riau kemarin satu disegel dari Malaysia, " kata Siti Nurbaya di gedung Kemenkopolhukam, Jakarta Pusat, Jumat (13/9/2019).

Perusahaan itu di antaranya yakni PT Hutan Ketapang Industri milik Singapura, PT Sime Indo Agro, PT Sukses Karya Sawit, dan PT Rafi Kamajaya Abadi milik Malaysia.

Selain itu, kata dia, terdapat 103 perusahaan telah mendapatkan sanksi dan 15 di diantaranya masuk dalam tahap penyelidikan oleh Polda Kalbar. Bahkan pihaknya telah menyegel sebanyal 29 perusahaan.

"Dari akhir Agustus sampai dengan kemarin dan ini masih berlangsung juga itu sudah 29 yang disegel, empat disidik diproses hukum," paparnya. 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Perlu Adanya Penguatan Manggala Agni

Karhutla Kalteng
Kebakaran hutan dan lahan sempat mengancam Suaka Margasatwa (SM) Lamandau di Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. (Foto: BKSDA Kalteng/Liputan6.com/Rajana K)

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Wiranto meminta agar adanya penguatan manggala agni atau pasukan darat yang memadamkan api. Itu merupakan bentuk penambahan pasukan dan alat pemadaman.

"Yang kedua adalah perlunya memanfaatkanya peluang hujan buatan. Hujan buatan itu kebakaran selesai semuanya tapi masalahnya hujan kan belum turun," jelasnya. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya