Pelantikan Presiden Digelar Sederhana, Relawan Siap Ikuti Perintah Jokowi

Relawan mengapresiasi, sikap Presiden Jokowi yang menginginkan perayaan berlangsung sederhana.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 16 Okt 2019, 19:18 WIB
Diterbitkan 16 Okt 2019, 19:18 WIB
DPR Hias Ruang Paripurna
Pekerja mempercantik Ruang Rapat Paripurna I dengan Bendera Merah Putih di kompleks Parlemen MPR-DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (16/10/2019). Ruang paripurna DPR tampak dihias menjelang pelantikan presiden dan wapres terpilih pada 20 Oktober mendatang. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Jokowi meminta, acara Syukuran Inagurasi Presiden dan Wakil Presiden 20 Oktober 2019 yang digagas relawan tidak dilakukan. Sebab, Jokowi ingin langsung bekerja setelah dilantik.

Ketua Umum Relawan Projo, Budi Arie Setiadi mengatakan, pihaknya siap mengikuti instruksi Jokowi dan membatalkan acara inagurasi.

"Parade budaya , karnaval dan pawai kebudayaan nusantara di batalkan. Gajah Projo yang sudah dipersiapkan untuk tampil juga dengan berat hati tidak jadi beraksi. Kami pun bersedih dan berat hati," ujar Budi Arie di Jakarta, Rabu (16/10/2019).

Budi Arie menambahkan, pihaknya memang sudah menyiapkan usulan perayaan inagurasi pada 20 Oktober 2019 sama seperti perayaan 5 tahun lalu.

Di antaranya pawai gajah dan berbagai tarian tradisional. Hanya saja rencana itu urung digelar.

"Tetapi, karena berbagai pertimbangan termasuk suasana sederhana dan khidmat, kami memahami, dengan berat hati kita batalkan. Kami juga mohon maaf kepada seluruh relawan dan pendukung Jokowi untuk memahami kondisi ini ," kata Budi Arie.

Lebih lanjut, dia mengapresiasi, sikap Presiden Jokowi yang menginginkan perayaan berlangsung sederhana.

"Kita pertimbangkan semangat Pak Presiden yang ingin perayaan berlangsung sederhana, penuh hikmat dan spirit Pak Presiden untuk pemerintahan ini langsung bekerja. Kita harus sambut positif," kata Budi Arie.

 

* Dapatkan pulsa gratis senilai Rp10 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan video pilihan berikut ini:


Tak Perlu Berlebihan

Kepala Staf Kepresidenan Jend. TNI (Purn.) Dr. Moeldoko di acara penukaran dolar AS ke rupiah di Hotel Majapahit  Surabaya (20/9/2018). (Dok KSP)
Kepala Staf Kepresidenan Jend. TNI (Purn.) Dr. Moeldoko di acara penukaran dolar AS ke rupiah di Hotel Majapahit Surabaya (20/9/2018). (Dok KSP)

Sebelumnya, Kepala Kantor Staf Presiden, Moeldoko menyebut, Jokowi ingin segera bekerja, sehingga tidak perlu ada kesenangan yang berlebihan.

"Tak perlu ada euforia agar teman-teman yang menyiapkan tidak kecewa. Langsung bekerja itu yang ditunggu masyarakat," kata Moeldoko.

Menurut Moeldoko, pada dasarnya Jokowi sangat mengapresiasi dan bangga atas berbagai upaya relawan dan segenap komponen masyarakat untuk mengadakan syukuran, mulai karnaval dan parade budaya dengan melibatkan massa cukup besar.

"Supaya jangan sampai nanti ada diskusi berkepanjangan, saya ajak teman-teman relawan bisa memahami. Intinya Bapak Presiden mau kerja saja," ucap Moeldoko.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya