Cerita HNW soal Undangan dari Istana untuk PKS

Menurut HNW, undangan itu disampaikan langsung Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Okt 2019, 18:55 WIB
Diterbitkan 21 Okt 2019, 18:55 WIB
HNW: Hadapi Serangan Fajar Dengan Politik Yang Beretika
Wakil Ketua Majelis Syura Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid (HNW).

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Majelis Syura Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid (HNW) menceritakan undangan dari Istana untuk partainya. Undangan itu tak lain untuk bertemu Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Menurut HNW, undangan itu disampaikan langsung Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno.

"Benar. Karena itu disampaikan ke saya langsung, dan itu disampaikan Pratikno, dan saya juga dengan Pak Sohibul ditelpon oleh pejabat Istana lain, dan ada juga kawan-kawan dari partai yang menyampaikan hal itu," kata HNW di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (21/10/2019).

Dia tidak tahu undangan tersebut apakah untuk berkomunikasi dengan Presiden PKS Mohamad Sohibul Iman atau hanya sekadar silaturahmi. Namun, dia menegaskan pertemuan harus melihat waktu yang pas.

"Ngapain kemarin kompetisi ada dua capres kalau ujung-ujungnya hanya satu juga. Ya berkompetisi itu ada konsekuensinya. Jadi kami ingin menyelamatkan demokrasi," ungkap HNW.

Dia juga menegaskan sikap politik PKS pada Pratikno serta mengingatkan perlu ada check and balance dalam demokrasi di Indonesia.

"Saya juga bilang kepada Pak Pratikno 'Mas Prof, apa kata dunia kalau semuanya masuk dalam kabinet? Demokrasi Indonesia bagaimana bentuknya? Jadi kami ingin menyelamatkan marwah demokrasi, kami ingin menghadirkan demokrasi yang rasional, yaitu ada check and balance," ucap HNW.

Dia pun membeberkan alasan PKS ingin tetap berada dibarisan oposisi. Mulai dari rasionalitas dalam berpolitik, mengikuti arahan partai untuk jadi oposisi hingga mempertimbangkan konstituen.

"Konstituen rakyat, rakyat pemegang kekuasaan tertinggi. Mereka yang memilih PKS dan memposisikan kami pada posisi sekarang ini. Kami harus mempertimbangkan mereka. Dan mereka mayoritas mutlak menginginkan PKS berada di luar kabinet. Jadi atas dasar itulah kami mengambil sikap ini," tandas HNW.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Ingin Rangkul PKS

Sebelumnya, politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Nasir Djamil mengungkapkan, Presiden Joko Widodo atau Jokowi sudah sejak lama mengajak bertemu dengan petinggi PKS. Bahkan, Jokowi ingin merangkul PKS untuk masuk ke lingkaran Istana.

"Jadi sebenarnya sudah agak lama juga Presiden Jokowi ingin bertemu. Dan dari salah seorang pimpinan DPP kita mendapatkan informasi bahwa ada keinginan Presiden juga ingin merangkul PKS ke dalam barisan pemerintah," ujar Nasir di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (19/10/2019).

PKS berprasangka baik ajakan tersebut sebagai komitmen menjaga kebersamaan dan bukan untuk melemahkan partai.

"Kita berprasangka baik atas keinginan bersama-sama," kata Nasir.

Namun, belakangan PKS memantapkan sikap politik untuk tetap berada di luar pemerintahan. PKS menolak ajakan bertemu Presiden. Mensesneg Pratikno pun berkomunikasi dengan Wakil Ketua Majelis Syuro Hidayat Nur Wahid.

 

Reporter: Sania Mashabi

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya