Setara Institute Sebut Ahmadiyah Jadi Korban Tertinggi dalam Kebebasan Berkeyakinan

Halili menyatakan Kepolisian menjadi aktor negara yang paling banyak melakukan pelanggaran kebebasan beragama dan berkeyakinan di Indonesia.

oleh Ika Defianti diperbarui 11 Nov 2019, 17:20 WIB
Diterbitkan 11 Nov 2019, 17:20 WIB
Jemaah Ahmadiyah Gelar Doa Bersama untuk Pemilu Damai
Jemaah Ahmadiyah menggelar doa bersama untuk pemilu damai. (Liputan6.com/Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Riset Setara Institute, Halili menyatakan Kepolisian menjadi aktor negara yang paling banyak melakukan pelanggaran kebebasan beragama dan berkeyakinan di Indonesia. Jumlah tindakan yang dilakukan sebanyak 480 kasus.

"Lalu disusul oleh Pemerintah Daerah sebanyak 383 kasus, Kementerian Agama 89, Pengadilan 71, kejaksaan 68, TNI 63, DPRD 38, institusi pendidikan 35, dan pemerintah desa sebanyak 33," kata Halili di Hotel Ashley, Jakarta Pusat, Senin (11/11/2019).

Kemudian, kata dia, Setara Institute juga mencatat bahwa Jawa Barat menjadi provinsi tertinggi yang melakukan pelanggaran dengan sebanyak 629 tindakan. Lalu disusul DKI Jakarta sebanyak 291 peristiwa.

"Jawa Timur 270, Jawa Tengah 158, Aceh 121, Sulawesi Selatan 112, Sumatera Utara 106, Sumatera Barat 104, Banten 90, Nusa Tenggara Barat 76 kasus," ucapnya.

Halili menyatakan Ahmadiyah menjadi korban paling tinggi dalam kebebasan berkeyakinan mencapai 554 kasus. Selanjutnya disusul aliran keagamaan 334, umat Kristen 328, individu 314, dan syiah 153.

"Lalu, warga 139, umat Islam 79, umat Katolik 51, Gafatar 49, pelajar dan mahasiswa sebanyak 42 kasus," paparnya.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Penelitian Selama 12 Tahun

Dia menyebut hasil tersebut berdasarkan penelitan dari Setara Institute selama 12 tahun yang menyebar di 34 provinsi di Indonesia.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian campuran (mix-methode research) kualitatif dan kuantitatif dengan mengkombinasikan desk study dan field study.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya