Polri: Dana Desa Papua untuk KKB Masih Dugaan

Beredarnya surat dari kelompok kriminal bersenjata (KKB) yang ditujukan kepada para kepala kampung di Papua untuk meminta dana.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 27 Nov 2019, 14:22 WIB
Diterbitkan 27 Nov 2019, 14:22 WIB
Kapendam Bantah Dua Anggota TNI Tewas, Hanya Terluka Ditikam KKSB
Ilustrasi kelompok kriminal bersenjata KKB Papua. Ilustrasi: Kriminologi

Liputan6.com, Jakarta - Beredarnya surat dari kelompok kriminal bersenjata (KKB) yang ditujukan kepada para kepala kampung di Papua untuk meminta dana, menjadi perhatian Polri. Sejauh ini, adanya aliran dana desa ke kelompok tersebut sifatnya masih dugaan.

"Perihal tersebut sampai saat ini masih bersifat indikasi dan dugaan," tutur Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Asep Adi Saputra di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (27/11/2019).

Menurut Asep, penyidik kini terus dilakukan bekerjasama dengan Pusat Peelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dan Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

"Kita masih menunggu hasil penyelidikan lebih lanjut," jelas dia.

Salah satu indikasi yang mengarah pada dugaan aliran dana desa kepada KKB di Papua berasal dari edaran tertulis.

"Adanya petunjuk permintaan-permintaan berupa tulisan. Oleh karenanya Polda Papua mendalami informasi tersebut," Asep menandaskan.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Larang Kepala Kampung Beri Bantuan

Kapolda Papua Irjen Polisi Paulus Waterpauw mengatakan kini beredar surat dari kelompok kriminal bersenjata yang ditujukan kepada para kepala kampung untuk meminta dana. Dia pun melarang aparat desa atau kampung memberikan bantuan atau dukungan pendanaan kepada kelompok kriminal bersenjata tersebut.

"Saya mengingatkan para kepala kampung agar jangan memberikan anggaran atau dana sedikitpun kepada kelompok-kelompok ini, apapun alasannya. Kami akan tindak tegas," ancam Irjen Paulus di Timika, seperti dilansir Antara, Sabtu (23/11/2019).

Menurut dia, kelompok bersenjata yang selama ini sering melakukan serangkaian teror penembakan maupun pembunuhan terhadap aparat dan warga sipil di pedalaman Papua sering menekan untuk menggalang dana.

Dana-dana tersebut, kata dia, digunakan oleh kelompok bersenjata untuk membeli dan mendapatkan amunisi maupun senjata api. Meski selama ini mereka juga mendapat senjata dan amunisi dengan merampas milik aparat.

Dia menjelaskan penangkapan gembong kelompok kriminal bersenjata Sinak, Iris Murib di Kali Pindah-Pindah, Distrik Iwaka, Mimika pada Kamis 21 November 2019 terkait erat dengan rencana kelompok separatis Papua untuk melakukan penembakan pada 1 Desember mendatang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya