Polri: Kosongnya Posisi Kabareskrim Tak Pengaruhi Kasus Novel Baswedan

11 April 2017, Novel Baswedan mendapat teror usai salat subuh. Sampai saat ini, kasus itu belum terungkap.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 03 Des 2019, 18:19 WIB
Diterbitkan 03 Des 2019, 18:19 WIB
Peringatan 500 Hari Penyerangan Novel Baswedan Digelar di KPK
Novel Baswedan bersama Wadah Pegawai (WP) KPK memperingati 500 hari penyerangan terhadap dirinya di depan Gedung KPK, Jakarta, Kamis (1/11). Penyidik senior KPK itu diserang dengan air keras pada 500 hari lalu. (Merdeka.com/Dwi Narwoko)

Liputan6.com, Jakarta - Kadiv Humas Polri Irjen Mohammad Iqbal menyatakan, pengusutan kasus penyerangan penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan tetap maksimal. Meski, kata dia, posisi Kabareskrim Polri masih kosong.

"Sama sekali tidak (terpengaruh). Tim bekerja maksimal. Tunggu saja, ini masalah waktu. Insyaallah kita sangat optimistis," tutur Iqbal di Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Selasa (3/11/2019).

Sejauh ini, lanjut dia, pengungkapan kasus Novel diambil alih oleh Wakabareskrim Irjen Antam Novambar. Oleh karena itu, tidak perlu khawatir dengan jalannya pengusutan kasus Novel Baswedan.

"Diambil alih Wakabareskrim dan beberapa direktur," jelas Iqbal.

Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Raden Argo Prabowo Yuwono mengatakan, penyidik tetap bekerja meski tidak menyampaikan hasil tim teknis kepada publik.

"Prinsipnya, penyidik tetap bekerja, kemudian mencari siapa pelakunya samapai sekarang kan masih mengumpulkan semua alat buktinya," ujar Argo soal kasus Novel Baswedan di Mabes Polri, Jakarta Selatan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Teror ke Novel Baswedan

11 April 2017, Novel Baswedan mendapat teror usai salat subuh. Hari itu menjadi momen yang tak terlupa bagi penyidik senior KPK tersebut.

Kala itu, lepas subuh, Novel yang sedang berjalan kaki sendirian dari masjid di kompleks rumahnya, menjadi target penyerangan.

Dua orang yang berboncengan sepeda motor menyiramkan air keras ke wajahnya. Cairan asam mengenai kedua matanya. Sakitnya bukan kepalang.

Operasi demi operasi dijalani hingga ke Singapura untuk memperbaiki kedua matanya yang rusak. Kini, baru mata kirinya yang diobati. Itupun, dengan cara yang tak lazim bagi orang awam medis.

Lapisan putih matanya (sklera) ditutup menggunakan gusi karena rusak. Alhasil, matan kiriya tak bisa berkedip. 

"Mata kanan saya ini belum tersentuh obat. Kalau mau diobati dengan keadaan sekarang, dengan teknologi kedokteran sekarang, bisanya dibuat seperti kiri. Mata kiri saya bisa melihat tapi agak sempit. Kalau mata kanan buram," kata Novel Baswedan dalam wawancara khususnya bersama Liputan6.com. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya