Tata Ulang Pelabuhan Benoa Terus Dikejar dan Ditargetkan Jadi Pelabuhan Kapal Pesiar Terpadat di Indonesia

PENATAAN ULANG PELABUHAN BENOA TERUS DIKEBUT DAN AKAN MENJADI PELABUHAN UTAMA KAPAL PESIAR TERPADAT DI INDONESIA

oleh Liputan6.com pada 15 Feb 2020, 10:24 WIB
Diperbarui 15 Feb 2020, 10:40 WIB
Tata Ulang Pelabuhan Benoa Terus Dikejar dan Ditargetkan Jadi Pelabuhan Kapal Pesiar Terpadat di Indonesia
(Foto:@Pelindo 3)

Liputan6.com, Jakarta Pulau Dewata bali adalah magnet wisata di Indonesia. Ragam kekayaan alam dan budayanya menjadikan Bali sebagai tujuan utama wisatawan dalam dan luar negeri.  Oleh karena itu, Pemerintah melalui Kementerian BUMN berkomitmen penuh mendukung peningkatan kunjungan wisatawan luar negeri dan domestik ke Indonesia. Salah satunya dengan penyiapan jalur masuk wisatawan baru ke Benoa sebagai pintu gerbang wisata maritim di Indonesia. 

Kementerian BUMN melalui Pelindo III melakukan pengembangan atau revitalisasi kawasan pelabuhan benoa menjadi home port cruise untuk pelabuhan-pelabuhan di seluruh wilayah Indonesia. 

Rencana tersebut dijelaskan oleh Menteri BUMN Erick Thohir di Bali, 14/02. Dalam rapat koordinasi pengembangan Benoa Maritime Tourism Hub dan kunjungan lokasi bersama Kementerian Perhubungan, Kementerian ATR/BPN, Kementerian Parekraf, Kementerian Keuangan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian ESDM, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dan seluruh anggota Komisi VI DPR RI di hotel Inaya Nusa Dua Bali, Erick mengungkapkan bahwa Benoa akan menjadi pelabuhan utama kapal pesiar terpadat di Indonesia.

Dalam rapat tersebut Erick Thohir mengatakan Pemerintah sangat fokus mengembangkan kawasan Pelabuhan Benoa yang dikelola oleh Pelindo III, sebagai pintu masuk gerbang wisatawan melalui kunjungan kapal pesiar (Cruise) dan kawasan destinasi wisata baru di Bali dan wisata maritim di Indonesia. Selain itu, pengembangan kawasan tersebut juga akan dilengkapi fasilitas penunjang, sehingga akan berdampak langsung pada pendapatan negara dan perekonomian masyarakat lokal sekitar. 

“Wisatawan itu di bagi dua asalnya ada udara dan laut selama ini dari laut fasilitasnya di indonesia kurang inilah yang perlu kita benahi pelabuhan benoa ini. Benar penting ada turis tapi faktor ekonomi lainnya kita siapkan petikemas dan lainnya, kita mau di dumping 1 hanya produk lokal aja yang di pamerkan,”jelas Erick Thohir.

 

Tata Ulang Pelabuhan Benoa Terus Dikejar dan Ditargetkan Jadi Pelabuhan Kapal Pesiar Terpadat di Indonesia
(Foto:@Pelindo 3)

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kussubandio yang juga hadir dalam kegiatan tersebut menuturkan, pihaknya menyambut baik rencana dari kementerian BUMN tersebut. Pengembangan Pelabuhan Benoa diharapkan akan bisa menopang target 20 juta kunjungan wisatawan pemerintah Indonesia tahun 2020. Wishnutama juga mengharapkan Pemerintah Daerah mengoptimalkan momentum ini guna meningkatkan pendapatan daerah dan nasional. 

“Kami dari Kemenparekraf menyampaikan terimakasih kepada Kementerian BUMN, Pelindo III dan seluruh yang terkait pembangunan pelabuhan benoa ini menjadi pelabuhan sekaligus kawasan wisata, kami berharap pembangunan infrastruktur bisa meningkatkan daya tarik wisatawan dalam dan luar negeri serta meningkatkan pendapatan Devisa Negara,” jelas Wishnutama. 

Sementara itu, Direktur Utama Pelindo III Doso Agung menuturkan, revitalisasi atau pengembangan Pelabuhan Benoa sudah dimulai sejak tahun 2019 dengan memisahkan pelabuhan khusus penumpang dengan kawasan komersial.  

”Nantinya kawasan Pelabuhan Benoa akan difokuskan untuk melayani penumpang dan wisatawan.  Revitalisasi kawasan tersebut dimulai dengan menambah luas dermaga dengan kapasitas sandar dari 1 menjadi 4 kapal pesiar (Cruise) secara bersama. Tak hanya itu, Pelindo III juga akan menambah kapasitas terminal dari dari 150 call/tahun menjadi 600 call/tahun dan kapasitas penumpang dari 1 juta orang menjadi 3,2 juta orang,” ujar Doso Agung di lokasi. 

 

Tata Ulang Pelabuhan Benoa Terus Dikejar dan Ditargetkan Jadi Pelabuhan Kapal Pesiar Terpadat di Indonesia
(Foto:@Pelindo 3)

Pelindo III juga akan mengembangkan pariwisata di kawasan pelabuhan yang disediakan untuk para penumpang kapal yang ingin berjalan-jalan di sekitar pelabuhan dengan fasilitas Marine Tourism, Eco Tourism, Adventure, Heritage, Religi, Art & Culinary Tourism, MICE & Event, dan Wisata Olahraga. 

Memindahkan area pelabuhan untuk petikemas, general cargo dan curah, terpisah dengan area pelabuhan untuk wisata yang sebelumnya di kawasan Pelabuhan Benoa menuju 2 kawasan khusus atau Dumping 1 dan Dumping 2 seluas total 70 hektar yang sudah dibangun. Tak hanya itu, di kawasan tersebut juga akan dibangun berbagai fasilitas pendukung wisata, ekonomi, dan budaya seperti kawasan pameran produk UMKM, Gedung Promosi Budaya, dan tambatan khusus kapal yacht, hingga kawasan hutan kota seluas kurang lebih 51% dari total luasan. 

“Saat ini Pelindo III telah meluaskan daratan nantinya akan kami pergunakan untuk pemindahan kegiatan komersial pelabuhan. Progress perluasan daratan sudah selesai dan akan terus kami lakukan penataan. Kami minta dukungan dari berbagai pemangku kebijakan untuk bisa bersama mewujudkan kawasan Pelabuhan Benoa sebagai destinasi wisata baru. Apalagi berdasarkan data kami, kunjungan kapal pesiar (cruise) cukup tinggi,” papar Doso Agung.

Pelabuhan Benoa sekarang ini merupakan salah satu pelabuhan multi purpose di bawah pengelolaan Pelindo III yang melayani kapal penumpang, hingga bongkar muat petikemas dan curah cair. Berbagai kegiatan tersebut berada di dalam satu kawasan, sehingga perlu dilakukan penataan ulang sekaligus revitalisasi, guna menghadirkan kawasan pelabuhan khusus wisata dan penumpang sehingga Benoa Maritim Tourism Hub diharapkan bisa menjadi salah satu Program Strategis Nasional. 

 

(*)

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya