Survei Polmatrix: Kepala Daerah Kuasai 6 Besar Elektabilitas Capres 2024

Figur kepala daerah yang pengaruh politiknya terus meningkat antara lain Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

oleh RinaldoLiputan6.com diperbarui 14 Mei 2020, 13:01 WIB
Diterbitkan 14 Mei 2020, 12:58 WIB
Anies Baswedan, Ridwan Kamil, dan Ganjar Pranowo
Anies Baswedan, Ridwan Kamil, dan Ganjar Pranowo ngopi bersama di kafe di samping Balaikota (Dok. Instagram/@aniesbaswedan/https://www.instagram.com/p/Bpy4GGrnZ9I/Komarudin)

Liputan6.com, Jakarta - Survei yang dilakukan Polmatrix Indonesia menyebutkan, enam gubernur menguasai elektabilitas calon presiden pada Pilpres 2024 mendatang, bahkan elektabilitas PDI Perjuangan dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menguat.

"Pemilu 2024 diprediksi menjadi pertarungan elite baru produk pilkada langsung, di mana figur gubernur menguasai enam besar elektabilitas calon presiden," kata Direktur Eksekutif Polmatrix Indonesia, Dendik Rulianto dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Kamis (14/5/2020).

Menurut dia, dengan habisnya masa pemerintahan Presiden Jokowi pada 2024, tersisa Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno yang masih berpeluang maju kembali. Prabowo menempati urutan pertama dengan 18,9 persen, sementara Sandiaga berada diurutan keempat dengan 8,6 persen.

Namun, keduanya akan ditantang oleh figur-figur kepala daerah yang pengaruh politiknya terus meningkat, seperti Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menempati posisi kedua sebesar 13,7 persen. Ganjar bersaing ketat dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (12,8 persen), yang sering diunggulkan sebagai capres.

Posisi kelima dan keenam dikuasai oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (7,9 persen) dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (5,6 persen). Di bawahnya terdapat figur Tri Rismaharini (3,0 persen) dan Nurdin Abdullah (1,0 persen).

Menurut Dendik, fenomena tingginya elektabilitas elite baru berlatar belakang kepala daerah membuktikan berjalannya proses demokrasi dan desentralisasi di Indonesia. Posisi mereka sebagai pemimpin pemerintahan di daerah membuat tingkat kedekatan dengan masyarakat yang lebih kuat dibandingkan dengan figur-figur elite politik nasional.

"Sebut saja figur Ketua DPR Puan Maharani yang kerap disebut-sebut sebagai penerus kepemimpinan di PDIP hanya meraih elektabilitas 1,1 persen, dan Agus Harimurti Yudhoyono Ketua Umum Demokrat sebesar 2,7 persen," kata Dendik seperti dikutip Antara.

Di antara menteri Jokowi, terdapat nama Erick Thohir (3,6 persen) dan Mahfud MD (1,6 persen).

Menurut dia, peluang Prabowo dan Sandiaga masih terbuka lebar mengingat masih tingginya elektabilitas Gerindra yang berada di bawah PDIP dan makin jauh meninggalkan Golkar.

"PDIP diprediksi kembali unggul pada Pileg 2024, yang berarti berkuasa 3 periode berturut-turut sejak 2014, memecahkan rekor sejak reformasi," jelas Dendik.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Elektabilitas Parpol

Selain itu elektabilitas PDIP yang meroket hingga 33,3 persen menjadikannya sebagai partai politik yang kuat di Indonesia. Gerindra menyusul sebesar 13,7 persen dan Golkar 9,2 persen.

Partai-partai berbasis keislaman didominasi oleh PKB (6,2 persen) dan PKS (5,4 persen), sedangkan PAN merosot tinggal 2,2 persen. Perpecahan yang membayangi PAN ditandai dengan rencana Amien Rais mendirikan partai baru ditengarai berpengaruh terhadap elektabilitas PAN. Sedangkan PPP (1,5 persen) makin terancam hilang dari percaturan politik.

Partai-partai nasionalis menduduki posisi papan tengah, yaitu PSI (4,3 persen), Nasdem (4,1 persen), dan Demokrat (3,8 persen).

"Tingginya elektabilitas PSI disumbang dari sikap kritis terhadap Gubernur DKI Anies Baswedan, di samping program kerakyatan yang agresif selama pandemi corona," ujar Dendik.

Survei Polmatrix Indonesia dilakukan pada 1-7 Mei 2020, dengan jumlah responden 2.000 orang mewakili seluruh provinsi di Indonesia.

Metode survei dilakukan dengan menghubungi melalui sambungan telepon terhadap responden survei sejak 2019 yang dipilih secara acak. Margin of error survei sebesar ±2,2 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya