5 Klaster Terentan Penularan Covid-19 Versi Pemprov DKI, Mana Paling Bahaya?

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria mengungkap 5 urutan klaster paling rentan penularan Covid-19. Mana saja? Cek di sini.

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Sep 2020, 09:38 WIB
Diterbitkan 05 Sep 2020, 09:38 WIB
Suasana Jam Pulang Kantor Pekerja di Jakarta
Antrean calon penumpang memasuki stasiun Sudirman saat jam pulang kantor di Jakarta, Senin (8/6/2020). Aktivitas perkantoran dimulai kembali pada pekan kedua penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi pandemi COVID-19. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria mengungkap 5 urutan klaster paling rentan penularan Covid-19. Mana saja?

Pria yang akrab disapa Ariza mengungkap, kelima klaster itu berturut-turut adalah, pesawat, kantor, mal, restoran, dan bisokop.

Dia pun menjelaskan alasan tingkat penularan di bioskop paling rendah di antara lima klaster itu.

Salah satunya karena semua penonton menghadap satu arah dan tempat duduk diberi jarak. Hal tersebut meminimalisasi penularan melalui droplet. Penonton juga tak diperkenankan berbicara selama menonton.

"Yang paling rentan pertama itu pesawat karena duduknya saling berdekatan tidak seperti bioskop. Hindarilah naik pesawat," ujar Ariza, Jakarta, Jumat 4 September 2020.

Dia juga menjelaskan penyebab risiko penyebaran virus Corona di perkantoran lebih tinggi. Dia bahkan mengatakan, lebih aman berada di mal ketimbang di kantor selama pandemi Covid-19.

Menurut dia, hal ini terkait dengan potensi jaga jarak antarmanusia dalam sebuah ruangan. Ukuran ruangan di mal jauh lebih luas dibanding kantor.

Selain itu, mal memiliki langit-langit yang tinggi daripada kantor, sehingga sirkulasi udara dianggap lebih baik. Terlebih lagi, di kantor suka ada sekat antarruang yang membuat pergerakan terbatas.

"Lebih aman di mal daripada di kantor. Di kantor ruangannya terbatas, ada AC, sesama teman di kantor rentan (saling) menularkan karena sama teman sejawat, jadinya ngobrol, diskusi, berhadapan, dan membuka masker," kata pria yang akrab disapa Ariza itu di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat, 4 September 2020.

Menurut dia, saat ini tingkat kunjungan ke mal masih rendah. Ini berdasar hasil survei yang dilakukan Pemprov DKI.

Survei tersebut menunjukkan sebagian besar warga DKI Jakarta enggan pergi ke mal selama pandemi Covid-19. Jumlah pengunjung mal mencapai hanya 17-25 persen. Padahal, kuota pengunjung mal dibatasi sampai 50 persen.

"Kalau mau jujur, sekalipun mal dibuka 50 persen, tidak sampai 50 persen (jumlah pengunjungnya). Datanya (menunjukkan) 17 sampai 25 persen. Jadi orang tidak mau ke mal, orang menghindari," ujar Ariza.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Versi Satgas Juni-Agustus Lalu

Sebelumnya, Tim Pakar Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 telah menganalisis tempat-tempat yang menjadi klaster penularan Covid-19 tertinggi.

Analisis ini dilakukan pada periode 4 Juni hingga 24 Agustus 2020.

Hasilnya menunjukkan, perkantoran berada di urutan pertama penyumbang kasus Covid-19 terbanyak adalah klaster rumah sakit. Urutan kedua ada klaster dari contact tracing. Pada urutan ketiga adalah klaster perkantoran.

"Kita lihat memang paling banyak penyumbang kasus di DKI Jakarta adalah pasien di rumah sakit. Trennya meningkat, kira-kira sebulan lalu persentasenya 50 persen, sekarang naik 62 persen. Jadi memang cukup banyak pasien datang ke rumah sakit yang sudah punya gejala," kata Dewi saat konferensi pers di Gedung BNPB, Jakarta Timur 2 September 2020.

 

Reporter: Rifa Yusya Adilah

Sumber: Merdeka

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya