Jokowi Singgung Kedelai di Tengah Ancaman Krisis Pangan Akibat Covid-19

Jokowi berharap, masalah komoditas impor segera teratasi dengan solusi yang baik. Sebab menurut dia, dalam kondisi pandemi Covid 19 sektor pertanian menempati posisi sentral.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 11 Jan 2021, 12:15 WIB
Diterbitkan 11 Jan 2021, 12:10 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi)
Menyambut tahun 2021, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan Indonesia mampu bangkit dari pandemi COVID-19. (Biro Pers Sekretariat Presiden)

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyinggung harga kedelai yang melambung. Menurut dia, Indonesia harus berhati-hati terhadap hal itu karena kedelai masih menjadi komoditas impor di Indonesia.

"Kita tahu beberapa minggu hari terakhir ini, urusan yang berkaitan dengan tahu dan tempe, kedelai menjadi masalah, kedelai masih impor tolong jadi catatan," kata Jokowi saat rapat kerja pembangunan pertanian tahun 2021 di Istana Negara, Senin (11/1/2021).

Selain kedelai, Jokowi juga mewanti komoditas pangan lain yang juga masih berstatus impor. Dia meminta Indonesia ke depannya dapat konsisten untuk memperbaiki sistem pangan, agar tidak lagi impor terhadap kedelai dan komoditas lainnya, seperti jagung, kedelai, gula, beras dan bawang.

"Jadi hati-hati, saya mau lihat betul di lapangannya apakah bener bisa konsisten di tahun-tahun mendatang," kata Jokowi.

Jokowi berharap, masalah komoditas impor segera teratasi dengan solusi yang baik. Sebab menurut dia, dalam kondisi pandemi Covid 19 sektor pertanian menempati posisi sentral.

Bahkan, lanjut dia, ada peringatan Food and Agriculture Organization (FAO) tentang potensi terjadinya krisis pangan.

"Ini harus diselesaikan urusan, segera dicarikan desain yang baik agar bisa kita selesaikan," pungkas Jokowi.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Polri Ancam Jerat Importir yang Timbun Kedelai

Harga Kedelai Naik, Pabrik Tahu Tempe Berhenti Beroperasi
Aktivitas pekerja di pabrik tahu tempe yang berhenti operasi di kawasan Duren Tiga, Jakarta, Sabtu (2/12/2021). Puskopti DKI Jakarta pun menyatakan mogok produksi ini akan dilakukan oleh sekira 5.000 pelaku usaha kecil menengah yang ada di bawah naungannya. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Polri menegaskan akan memproses secara hukum importir kedelai yang melakukan penimbunan hingga memainkan harga hingga menyebabkan kelangkaan dan mahalnya bahan baku tahu dan tempe tersebut.

"Polri merespons kelangkaan kedelai di pasar terutama importir, apabila ditemukan ada dugaan pidana maka Satgas Pangan akan melakukan penegakan hukum," tutur Kadiv Humas Polri Irjen Raden Prabowo Argo Yuwono dalam keterangannya, Rabu (6/1/2021).

Argo menyebut, Satgas Pangan Bareskrim Polri sendiri sudah melakukan pengecekan ke sejumlah gudang importir kedelai. Di antaranya di Bekasi yakni PT Segitiga Agro Mandiri. Perusahaan itu bergerak di bidang impor kedelai eks Amerika dengan kapasitas 6 ribu hingga 7 ribu ton per bulan.

"Bahwa kedelai impor tersebut selain diperuntukkan guna pemenuhan industri tahu dan tempe untuk kualitas II juga dipergunakan untuk proses pakan ternak dan proses pembuatan minyak kedelai serta produk turunan lainya," jelas dia.

Kemudian, distribusi ke UMKM industri tahu tempe ke wilayah Jabodetabek dan Bandung, Jawa Barat, dengan pendistribusian antara 250 hingga 300 ton per hari dan stok tersisa saat ini sebanyak 2.500 ton. Kacang kedelai itu disalurkan melalui distributor dengan harga saat ini Rp 8.600 per kilogram, terjadi kenaikan sekitar Rp 1.000 sejak pertengahan Desember 2020.

"Didapat informasi dari staf perusahaan tersebut kenaikan harga disebabkan karena selain harga beli di negara asal terjadi kenaikan yang sebelumnya 6.800 menjadi 8.300 juga disebabkan dikarenakan sejak pertengahan bulan Oktober-Desember 2020 kapal yang langsung tujuan Indonesia sangat jarang, sehingga menggunakan angkutan tujuan Singapura dan sering terjadinya delay dikarenakan menunggu waktu dalam konekting ke Indonesia, sehingga keterlambatan antara 2 sampai 3 minggu," ujar Argo.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya