Diduga Covid-19 dan Ditolak 10 Rumah Sakit, Warga Depok Meninggal di Taksi Daring

Seorang warga Depok, Jawa Barat, meninggal dunia di taksi daring diduga menderita Covid-19. Hal tersebut diungkap BantuWargaLaporCovid19.

oleh Dicky Agung Prihanto diperbarui 17 Jan 2021, 09:30 WIB
Diterbitkan 17 Jan 2021, 09:30 WIB
Penumpang KRL Commuter Line di Stasiun Bekasi Ikuti Tes Swab PCR
Petugas medis mengambil sampel penumpang KRL Commuter Line saat tes swab dengan metode polymerase chain reaction (PCR) di Stasiun Bekasi, Selasa, (5/5/2020). Pemkot Bekasi melakukan tes swab secara massal setelah tiga penumpang KRL dari Bogor terdeteksi virus corona. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Depok - Seorang warga Depok, Jawa Barat, meninggal dunia di taksi daring diduga menderita Covid-19. Hal tersebut diungkap BantuWargaLaporCovid19.

Relawan BantuWargaLaporCovid19, Tri Maharani, mengatakan warga tersebut meninggal setelah ditolak oleh 10 rumah sakit di kota tersebut.

Namun, dia tidak menyebutkan waktu kejadian dan domisili warga yang diduga menderita Covid-19 tersebut.

Menurut dia, hal itu untuk melindungi privasi warga yang melapor melalui chat box LaporCovid dan juga keluarga orang yang meninggal tersebut.

"Jadi ada namanya tapi karena kami harus merahasiakan identitas sebagai komitmen kami melindungi pelapor, ya tapi kejadian ini nyata adanya," ujar Maharani kepada Liputan6.com, Minggu (17/1/2021).

Maharani menjelaskan, pada saat kejadian, korban membutuhkan alat bantu nafas. Doa menduga, korban sudah terkena Covid-19 lebih dari delapan hari.

Saat itu, Maharani berusaha membantu berkeliling mencari rumah sakit karena korban merasakan sesak nafas.

"Kita mencari dan 10 rumah sakit menolak lantaran ICU penuh dan korban memang membutuhkan ventilator," tutur Maharani.

Maharani menuturkan, sesak nafas yang diderita korban memperkuat indikasi infeksi virus Corona telah terjadi lebih dari delapan hari. Menurut dia, apabila pada hari itu adalah hari pertama korban terinfeksi Covid-19, tidak akan ada sesak nafas.

"Akhirnya korban meninggal di taksi daring, karena pada saat itu memang kondisi rumah sakit untuk ICU sudah penuh," ucap Maharani.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Kata Satgas Covid-19

Juru Bicara Tim Gugus Tugas Covid-19, Dadang Wihana mengatakan, sedang menelusuri identitas korban yang meninggal usai ditolak 10 rumah sakit.

Dia mengaku baru mendapat informasi ada korban meninggal karena mendapatkan penolakan didapatkan dari pemberitaan.

"Kami sedang telusuri, mohon dibantu untuk data pasien dan rumah sakitnya mana saja," ucap Dadang.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok, Novarita menuturkan, Dinas Kesehatan Kota Depok sedang mencari identitas korban. Dia menilai informasi tersebut terkesan tertutup.

"Sumbernya sudah ada nama dokternya namun diberikan lagi kepada orang lain. Kayaknya tertutup banget datanya," kata Novarita.

Novarita mengungkapkan, ingin mengetahui lebih detail terkait informasi yang diberikan. Dia ingin mengetahui motivasi dan sejumlah tanda tanya terkait pasien Covid-19 yang meninggal dan mendapatkan penolakan tersebut.

"Saya ingin tahu motivasinya apa? Kalau tujuannya untuk perbaikan, kan kita harus tahu datanya supaya jelas, apa karena tidak ada perhatian atau pergi ke rumah sakit inisiatif dan tidak sabar nunggu. Memang sekarang ini IGD ramai banget, mungkin dia nyari sampai 10 rumah sakit," kata Novarita.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya