4 Hal Terkait Aisyah yang Sebatang Kara Usai Ibu Wafat Terpapar Covid-19

Namun kini, ada secercah cahaya dimiliki Aisyah usai ditinggalkan sang ibu lantaran terpapar Covid-19.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 21 Jan 2021, 07:33 WIB
Diterbitkan 21 Jan 2021, 07:33 WIB
aisyah
Aisyah masih dalam perawatan Rumah Lawan Covid-19. (Liputan6.com/Pramita Tristiawati)

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi Corona Covid-19 yang melanda dunia dan termasuk Indonesia, menyisakan kisah pilu mendalam bagi Aisyah.

Aisyah, bocah perempuan 10 tahun di Kelurahan Benda Baru, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) hidup sebatang kara akibat Covid-19 merenggut nyawa sang ibu.

Pada Jumat, 15 Januari 2021 lalu, ibunda Aisyah Alusa berpulang lantaran terpapar Covid-19.

"Ayahnya sudah terlebih dulu meninggal saat Aisyah masih usia 2 tahun," ujar Marliansyah A. Baset, Ketua RW 18, Benda Baru Kecamatan Pamulang, tempat di mana Aisyah tinggal bersama sang ibu, saat dikonfirmasi Liputan6.com, Selasa, 19 Januari 2021.

Kejadian malang yang menimpa Aisyah itu diceritakan Baset. Menurut dia, Jumat pagi itu almarhumah Rina, ibu kandung Aisyah, mengeluh pusing, batuk dan demam kepada ibu-ibu yang berada di gang rumahnya. Lalu, oleh beberapa warga, Rina diantar ke Puskesmas Benda Baru untuk berobat.

Saat tiba di puskesmas, Rina di-rapid test dan menunjukan hasil yang reaktif terhadap Covid-19. Lantas, oleh puskesmas dirujuk dan diantar ke Rumah Sakit Permata untuk dilakukan swab PCR test dan hasilnya positif Covid-19.

Karena tidak tega meninggalkan Aisyah sendirian di rumah, Rina memilih untuk melakukan isolasi mandiri di rumahnya. Namun sayang, ia justru berpulang.

Namun kini, ada secercah cahaya dimiliki Aisyah. Ia rupanya memiliki kakak kandung bernama Alma yang datang ke rumah Aisyah di kawasan Kelurahan Benda Baru.

Berikut kisah Aisyah Alusa yang ditinggal sang ibu lantaran terpapar Covid-19 dihimpun Liputan6.com:

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Sempat Hidup Sebatang Kara

Ilustrasi hidup sendiri
Tidak selamanya hidup sendiri punya dampak negatif. Ada beberapa pelajaran yang dapat diambil saat sendiri.

Virus Covid-19 membuat bocah perempuan 10 tahun di Kelurahan Benda Baru, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), hidup sebatang kara.

Kisah pilu ini menimpa Aisyah Alusa beberapa hari lalu. Bagaimana tidak, baru Jumat, 15 Januari 2021 lalu, dia ditinggal untuk selama-lamanya oleh sang ibu lantaran terpapar virus Covid-19.

"Ayahnya sudah terlebih dulu meninggal saat Aisyah masih usia 2 tahun," ujar Marliansyah A. Baset, Ketua RW 18, Benda Baru Kecamatan Pamulang, tempat di mana Aisyah tinggal bersama sang ibu, saat dikonfirmasi Liputan6.com, Selasa, 19 Januari 2021.

 

Kronologi Ibunda Aisyah Meninggal Dunia

FOTO: Sepekan Dibuka, 350 Lebih Jenazah Dimakamkan dengan Protokol COVID-19 di TPU Srengseng Sawah
Foto udara pemakaman jenazah dengan protokol COVID-19 di area khusus TPU Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta, Selasa (19/1/2021). Hingga Selasa (19/1) siang, TPU Srengseng Sawah telah memakamkan 388 jenazah dengan protokol COVID-19 atau setengah dari kapasitas. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Baset pun menceritakan kejadian malang yang menimpa bocah kelas 4 SD itu. Berawal pada Jumat pagi, almarhumah Rina, ibu kandung Aisyah, mengeluh pusing, batuk dan demam kepada ibu-ibu yang berada di gang rumahnya. Lalu, oleh beberapa warga, Rina diantar ke Puskesmas Benda Baru untuk berobat.

Saat tiba di puskesmas, Rina di-rapid test dan menunjukan hasil yang reaktif terhadap Covid-19. Lantas, oleh puskesmas dirujuk dan diantar ke Rumah Sakit Permata untuk dilakukan swab PCR test.

"Hasilnya positif Covid-19, akhirnya dikasih pilihan, mau dirawat di rumah sakit rujukan Covid-19 atau isolasi mandiri. Akhirnya, karena kepikiran Aisyah sendirian di rumah, almarhumah memutuskan untuk isolasi mandiri di rumah," tutur Baset.

Lalu, sesampainya di rumah, Aisyah yang mengawasi dan memberi makan ibunya. Hingga akhirnya Sabtu sore sekitar pukul 17.30 WIB, Aisyah coba membangunkan ibunya yang masih terlelap tidur untuk siap-siap salat Magrib berjamaah, tapi sang ibu tidak kunjung bangun.

Tubuh kaku sang ibu, terus dia guncang-guncangkan. Berharap mata sang ibu terbuka, merespons Aisyah yang terus saja membangunkannya dengan keras.

Hingga akhirnya, Aisyah menangis sembari terus memanggil sang ibu. Warga mendengar dan melihat Aisyah menangis langsung berkumpul di depan rumah kontrakan tempat tinggal Aisyah dan ibunya.

"Kami juga serba salah, karena kami tahu almarhumah kena Covid-19. Akhirnya tidak boleh ada warga yang masuk, saya langsung hubungi kelurahan, puskesmas dan Polsek Pamulang,"tutur Baset.

Hingga akhirnya, dokter puskesmas datang dengan APD lengkap, mengecek langsung kondisi almarhumah dan dinyatakan almarhumah sudah meninggal sejak Sabtu sore. Jasad pun dirapikan di atas tempat tidur, sembari menunggu Satgas Covid-19 datang untuk memakamkan.

"Karena sudah malam, pemakaman tidak bisa dilakukan di malam hari, petugas baru bisa datang keesokan harinya, dengan jaminan jam 06.00 pagi sudah datang," kata Baset.

 

Kakak Kandung Aisyah Datang Menemui

Ilustrasi kakak dan adik
Ilustrasi kakak dan adik. (Photo by Annie Spratt on Unsplash)

Nasib Aisyah Alusa, gadis cilik sebatang kara yang ditinggal ibunya karena Covid-19 di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) mulai menemukan secercah cahaya.

Seorang perempuan bernama Alma datang ke rumah Aisyah di kawasan Kelurahan Benda Baru, Kecamatan Pamulang, Tangsel. Dia mengaku sebagai kakak kandung Aisyah.

Kabar tersebut dibenarkan oleh Aisyah. Dihubungi Liputan6.com melalui saluran telepon, Aisyah yang masih dalam perawatan pasien corona di Rumah Lawan Covid-19 Tandon Ciater, Tangsel mengaku mengenal Alma.

"Iya kenal (Alma). Kakak Aisyah," jawabnya singkat dari balik telepon, Rabu, 20 Januari 2021.

 

Ingin Tinggal dengan Sang Kakak

Ilustrasi kakak dan adik
Ilustrasi kakak dan adik. (Photo by Annie Spratt on Unsplash)

Aisyah menuturkan, semasa ibunya masih hidup, beberapa kali Alma menghubunginya dan berbicara lewat telepon. Aisyah pun berkesempatan berkenalan dengan kakak kandungnya itu.

"Dulu kenalnya lewat telepon, suka nelepon mamah," kata Aisyah.

Saat ini yang Aisyah tahu, Alma tinggal bersama keluarga almarhum ayah kandungnya.

Saat ditanya apakah Aisyah mau bila suatu hari nanti dijemput dan diajak tinggal bersama sang kakak, gadis 10 tahun itu menjawab dengan mantap.

"Mau, sama kakak Aisyah," tutup Aisyah.

17 Kondisi Orang Tak Bisa Disuntik Vaksin Covid-19 Sinovac

Infografis 17 Kondisi Orang Tak Bisa Disuntik Vaksin Covid-19 Sinovac. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 17 Kondisi Orang Tak Bisa Disuntik Vaksin Covid-19 Sinovac. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya