Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 16.203.829 orang di Indonesia telah menerima vaksin Covid-19 dosis pertama. Ini menunjukkan, ada penambahan 202.882 dari data Jumat 28 Mei 2021 yang tercatat masih 16.000.947 orang.
Sementara penerima vaksin Covid-19 dosis kedua mencapai 10.554.796. Meningkat 68.397 dari data hari sebelumnya yang masih 10.486.399 orang.
Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan mencatat, ada empat kelompok yang telah menerima vaksin Covid-19 dosis pertama dan kedua. Yakni tenaga kesehatan, petugas pelayanan publik, lansia di atas 60 tahun, dan tenaga pendidik.
Advertisement
Adapun tenaga kesehatan yang sudah menerima vaksin Covid-19 dosis pertama sebanyak 1.516.572, dosis kedua 1.385.174 orang. Sementara petugas pelayanan publik sebanyak 11.376.166 sudah mendapatkan vaksin dosis pertama, 6.994.076 orang dosis kedua.
Sedangkan lansia di atas 60 tahun yang sudah menerima vaksin Covid-19 dosis pertama sebanyak 3.280.291, dosis kedua 2.174.839 orang.
"Tenaga pendidik yang sudah mendapatkan vaksinasi dosis satu 1.566.035, vaksinasi dosis dua 977.700," jelas Kementerian Kesehatan melalui kemkes.go.id, Sabtu (29/5), pukul 12.00 WIB.
Sebagai informasi, vaksinasi merupakan langkah pemerintah untuk membentuk herd immunity atau kekebalan komunitas di lingkungan masyarakat guna mengakhiri pandemi Covid-19.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Satgas: Vaksin Covid-19 Tidak Mengandung Magnet
Juru bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Bakti Bawono Adisasmito menegaskan, vaksin Covid-19 tidak mengandung magnet. Pernyataan ini menjawab informasi yang beredar bahwa vaksin Covid-19 mengandung magnet.
"Perlu diketahui bahwa vaksin tidak mengandung magnet," tegasnya dalam konferensi pers yang disiarkan melalui YouTube BNPB Indonesia, Jumat (28/5).
"Koin bisa saja menempel di kulit karena adanya keringat yang diproduksi secara alami oleh kulit manusia dan gaya gesek lainnya sehingga menimbulkan gaya magnet," sambung Wiku.
Wiku menyebut, beredarnya informasi hoaks soal vaksin Covid-19 akan menghambat program vaksinasi pemerintah. Bila program vaksinasi terhambat, target herd immunity atau kekebalan komunitas tak tercapai.
"Ini tentunya akan menghambat upaya pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19 di Indonesia," ujar dia.
Wiku meminta masyarakat tidak mudah termakan hoaks soal kandungan vaksin Covid-19. Masyarakat juga diimbau tak menyebarkan informasi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan.
"Saya meminta kepada seluruh elemen masyarakat untuk selalu memverifikasi informasi yang diterima dengan mencari fakta atas informasi tersebut berdasarkan bukti ilmiah," tandasnya.
Reporter: Titin Supriatin
Sumber: Merdeka.com
Advertisement
