Menkes Ungkap Penyebab Kasus Covid-19 Meledak di Kudus dan Bangkalan

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan penyebab ledakan kasus di Kudus, Jawa Tengah dan Bangkalan, Madura.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 07 Jun 2021, 14:34 WIB
Diterbitkan 07 Jun 2021, 14:34 WIB
Menkes Budi Gunadi Sadikin tentang pengadaan vaksin COVID-19. (Foto: jabarprov.go.id)
Menkes Budi Gunadi Sadikin tentang pengadaan vaksin COVID-19. (Foto: jabarprov.go.id)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan penyebab ledakan kasus Covid-19 di Kudus, Jawa Tengah dan Bangkalan, Madura. Budi menyebut hanya dalam waktu 1,5 minggu keterisian tempat isolasi rumah sakit di sana meningkat drastis.

“Kudus yang sebelumnya rumah sakitnya hanya terisi sekitar 40-an, kemudian dalam satu setengah minggu terakhir naik cukup tinggi sampai sekitar 350-an. Demikian juga di Bangkalan, yang tadinya tempat tidur isolasinya terisi pasien sekitar 10-an, sekarang juga dalam satu setengah minggu naik ke angka 70 sampai 80an,” kata Budi dalam keterangan pers virtual, Senin (7/6/2021).

Budi menyebut penyebab peningkatan kasus Covid-19 Kudus yakni kegiatan ziarah. Sedangkan di Bangkalan disebabkan banyaknya pekerja migran Indonesia (PMI) yang baru pulang.

“Kenaikan yang tinggi ini karena ada peningkatan kasus secara spesifik di klaster ini karena Kudus memang adalah daerah ziarah. Sedangkan di Madura banyak pekerja migran Indonesia yang pulang dari negara tetangga,” ucapnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Dirujuk ke RS di Kota Besar

Untuk mengurai penuhnya rumah sakit di sana, pemerintah melakukan rujukan pasien ke kota besar terdekat.

“Yang sudah kita lakukan nomor satu yang paling penting karena ini urusannya dengan nyawa kita mengurai tekanan beban yang ada di rumah sakit dengan cara kita merujuk pasien-pasien yang berat dan sedang ke kota terdekat. Untuk Kudus ke Semarang, untuk Bangkalan ke Surabaya,” ucapnya.

Selain itu, pemerintah juga mengirimkan tenaga kesehatan tambahan ke dua daerah itu. “Kita juga sudah mengirimkan dokter bekerja sama dengan IDI dan perawat dengan Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk mengisi dan mengurangi tekanan dari nakes yang cukup banyak terpapar,” pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya