Liputan6.com, Jakarta Wakil Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Muhammad Adib Khumaidi mengatakan sebanyak 458 dokter di Indonesia meninggal karena Covid-19.
Jumlahnya bertambah 24 dari data yang dicatat Lapor Covid-19 hanya 434 dokter.
Baca Juga
[Kolom Pakar] Prof Tjandra Yoga Aditama: Dokter Amerika Serikat, Separuhnya Mengalami Burnout dan Seperlimanya Depresi
Dr. Sonia Wibisono Bantu Zaskia dan Shireen Sungkar Turunkan Berat Badan Sekitar 5 Kg dalam Sebulan
Dokter Peringatkan untuk Tak Habiskan Waktu Terlalu Lama di Toilet, Ini Alasannya
"Angka kematian dokter per tanggal 8 Juli, sampai kemarin, itu kita sudah mencatat ada 458 dokter," katanya dalam konferensi pers, Jumat (9/7/2021).
Advertisement
Adib menjelaskan, sejak Januari hingga Juli 2021, penambahan kematian dokter tertinggi terjadi pada Juni. Pada bulan tersebut, kasus kematian dokter meningkat sebanyak 48 orang.
Padahal pada bulan sebelumnya, kasus kematian dokter hanya bertambah 7 orang. "Pada bulan Juni langsung naik 48 kematian dokter. Jadi hampir 7 kali lipat," ungkap Adib.
Dia menambahkan, laporan yang diterima IDI, tenaga kesehatan yang paling banyak terpapar Covid-19 berada di Pulau Jawa. Mulai dari Jawa Timur, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Barat, DKI Jakarta dan Banten.
"Ini kondisi menurut saya luar biasa karena kebutuhan untuk saling mendukung, saling berkoordinasi dan berkonsolidasi menjadi sangat penting saat ini. Kami selalu ingatkan kepada anggota kami di IDI, tolong sampaikan kalau ada yang sakit, jangan sembunyikan," jelas dia.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Tenaga Kesehatan Meninggal
Sebelumnya, Relawan LaporCovid-19, Lenny Ekawati melaporkan sebanyak 1.183 tenaga kesehatan di Indonesia meninggal dunia akibat Covid-19. Data ini merupakan akumulatif kematian tenaga kesehatan sejak 12 Maret 2020 hingga 19 Juli 2021.
Lenny menjelaskan dari total 1.183 tenaga kesehatan yang meninggal dunia, 434 orang di antaranya merupakan dokter. Kemudian 373 perawat, 208 bidan, 46 dokter gigi, 32 ahli teknologi laboratorium medis (ATLM), 10 apoteker dan 6 rekam radiologi.
Selanjutnya, 5 orang merupakan sanitiarian, 3 tenaga farmasi, 3 petugas ambulans, 3 terapis gigi, 3 elektromedik, 2 epidemiolog, 1 fisikawan medik, 1 entomolog dan 53 tenaga kesehatan lain-lain.
Lenny menyebut, dalam sembilan hari terakhir, kematian tenaga kesehatan akibat Covid-19 bertambah sebanyak 85 orang.
"Amat sulit membayangkan bahwa negara ini kehilangan setidaknya sembilan nakes sehari. Cukup sulit dan sangat menyedihkan," katanya dalam konferensi pers, Jumat (9/7/2021).
Â
Reporter: Supriatin/Merdeka.com
Advertisement