Survei New Indonesia: PDIP-Gerindra Unggul, PSI Capai Rekor 5,5 Persen

PDIP, Gerindra, dan Golkar menjadi partai-partai pendukung kuat pemerintahan Jokowi-Ma’ruf periode kedua. Pada periode sebelumnya Gerindra menjadi oposisi, tetapi kini memutuskan bergabung dalam barisan pemerintah.

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Feb 2022, 18:50 WIB
Diterbitkan 15 Feb 2022, 15:53 WIB
Ilustrasi pemilu
Tata cara pemilu 2019. (Foto: merdeka.com)

Liputan6.com, Jakarta Dua partai politik utama penyokong pemerintahan Jokowi-Ma’ruf masih memimpin elektabilitas. Temuan survei NEW INDONESIA Research & Consulting menunjukkan PDIP unggul dengan meraih 15,8 persen, disusul Gerindra sebesar 11,6 persen.

Pada posisi papan tengah, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mencatatkan rekor dengan elektabilitas mencapai 5,5 persen. Tren kenaikan elektabilitas PSI terus berlangsung dalam setahun terakhir.

"Elektabilitas PDIP dan Gerindra unggul, sedangkan PSI mencapai rekor sebesar 5,5 persen” ungkap Direktur Eksekutif NEW INDONESIA Research & Consulting Andreas Nuryono dalam siaran pers di Jakarta, pada Selasa (15/2/2022).

Sebetulnya PDIP mengalami tren penurunan elektabilitas dalam kurun setahun terakhir, tetapi masih tetap unggul. “Dalam beberapa kesempatan, elite PDIP kerap melontarkan kritik terhadap pemerintah, demi menjaga elektabilitas,” lanjut Andreas.

Gerindra bertahan pada urutan kedua dengan elektabilitas cenderung stabil. Sementara itu Golkar kembali menempati urutan ketiga, meskipun sempat berfluktuasi, dan kini meraih elektabilitas 8,5 persen.

PDIP, Gerindra, dan Golkar menjadi partai-partai pendukung kuat pemerintahan Jokowi-Ma’ruf periode kedua. Pada periode sebelumnya Gerindra menjadi oposisi, tetapi kini memutuskan bergabung dalam barisan pemerintah.

PSI yang juga termasuk dalam koalisi pemerintah belum meraih kursi dalam debut pertama pada Pemilu 2019. “Tren kenaikan elektabilitas yang dinikmati PSI memberi peluang bagi partai anak muda milenial tersebut lolos threshold pada 2024 mendatang,” tandas Andreas.

Parpol-parpol papan tengah lainnya cenderung mengalami fluktutasi, yaitu PKB (7,5 persen), Nasdem (5,3 persen), Demokrat (5,0 persen), dan PKS (4,8 persen). “Demokrat dan Nasdem sempat mencatat rekor kenaikan, tetapi kemudian menurun lagi,” lanjut Andreas.

Berikutnya ada PPP (2,0 persen), Partai Ummat (1,4 persen), PAN (1,3 persen), dan Partai Gelora (1,1 persen). “Pada pemilu terakhir suara PPP tipis di atas parliamentary threshold 4 persen, sehingga terancam tidak lolos,” ujar Andreas.

 

Partai Urutan Terbawah

Ilustrasi Survei
Ilustrasi Survei (Freepik/Rawpixel)

Belakangan PPP bersama PAN dan PBB menginisiasi koalisi parpol-parpol Islam untuk menghadapi Pemilu 2024.

PBB berada pada jajaran parpol papan bawah dan sudah beberapa kali pemilu tidak mendapatkan kursi di Senayan, kini elektabilitasnya hanya 0,3 persen.

Parpol-parpol papan bawah lainnya adalah Perindo (0,7 persen), Hanura (0,4 persen), PKPI (0,2 persen), dan Berkarya (0,1 persen). Garuda dan Masyumi Reborn nihil dukungan, parpol lainnya 0,8 persen, dan sisanya tidak tahu/tidak jawab (27,7 persen).

Survei NEW INDONESIA Research & Consulting dilakukan pada 1-10 Februari 2022 terhadap 1200 orang mewakili seluruh provinsi. Metode survei adalah multistage random sampling, dengan margin of error ±2,89 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya