Update Rabu 16 Maret 2022: 5.927.550 Positif Covid-19, Sembuh 5.494.606, Meninggal 152.975

Data update pasien Covid-19 tersebut tercatat sejak Selasa 15 Maret 2022 pukul 12.00 WIB, hingga hari ini, Rabu (16/3/2022) pada jam yang sama.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 16 Mar 2022, 16:00 WIB
Diterbitkan 16 Mar 2022, 15:57 WIB
Ilustrasi corona covid-19 (Foto: Pixabay/fernando zhiminaicela))
Ilustrasi corona covid-19 (Foto: Pixabay/fernando zhiminaicela)

Liputan6.com, Jakarta - Masih terus dilaporkan adanya penambahan kasus positif, sembuh, dan meninggal dunia akibat virus Corona yang menyebabkan Covid-19 di Indonesia.

Terdapat 13.018 orang positif Corona pada hari ini, Rabu (16/3/2022) berdasarkan laporan Tim Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19.

Di Indonesia sampai saat ini, sebanyak 5.927.550 orang terkonfirmasi positif terinfeksi virus Corona yang menyebabkan Covid-19.

Sedangkan kasus sembuh pada hari ini bertambah 32.262 orang. Total akumulatifnya hingga kini ada 5.494.606 pasien di Indonesia berhasil sembuh dan dinyatakan negatif Covid-19.

Sementara itu, penambahan kasus meninggal dunia ada 230 orang pada hari ini. Sehingga sampai saat ini terdapat 152.975 orang meninggal dunia karena terinfeksi virus Corona yang menyebabkan Covid-19 di Indonesia.

Data update pasien Covid-19 tersebut tercatat sejak Selasa 15 Maret 2022 pukul 12.00 WIB, hingga hari ini, Rabu (16/3/2022) pada jam yang sama.

​​

Ilmuwan Identifikasi Varian Baru Covid-19 Deltacron

Vaksinasi Massal di Klaster Covid-19 Cilangkap
Tenaga kesehatan menyiapkan vaksin untuk warga di MTs As-Syafiiyah, Cilangkap, Jakarta, Kamis (3/6/2021). Vaksinasi massal di zona merah RT 03/RW 03 Cilangkap akibat klaster halal bi halal itu dilakukan terhadap warga yang telah menjalani tes usap dengan hasil negatif. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Para ilmuwan dikatakan telah menemukan varian baru Covid-19 yang secara tidak resmi dijuluki "Deltacron". Varian Covid-19 baru ini merupakan kombinasi dari varian Delta dan Omicron dan telah terdeteksi dalam sejumlah kecil kasus di Prancis, Belanda, dan Denmark, kata Organisasi Kesehatan Dunia WHO.

Karena kasusnya sedikit, para ilmuwan tidak tahu banyak tentang variannya, seperti seberapa mudah penyebarannya dan apakah itu menyebabkan penyakit yang parah.

"Kami belum melihat adanya perubahan epidemiologi dengan rekombinan ini. Kami belum melihat adanya perubahan tingkat keparahan. Tetapi ada banyak penelitian yang sedang dilakukan," kata pemimpin teknis COVID-19 Organisasi Kesehatan Dunia Maria Van Kerkhove, PhD, di sebuah konferensi pers. Ilmuwan WHO mencatat bahwa varian tersebut kemungkinan akan menyebar.

"Sayangnya, kami berharap melihat rekombinan karena inilah yang dilakukan virus, mereka berubah seiring waktu," kata Van Kerkhove dilansir dari WebMD.

"Kami melihat tingkat sirkulasi yang sangat intens. Kami melihat virus ini menginfeksi hewan, dengan kemungkinan menginfeksi manusia lagi. Jadi sekali lagi, pandemi masih jauh dari selesai." Para ilmuwan akan menerbitkan makalah yang mengatakan kasus Deltacron telah ditemukan di Amerika Serikat, menurut USA Today, yang mengatakan telah melihat makalah yang akan dipublikasikan di situs web medRxiv.

Para ilmuwan di Helix, laboratorium yang berbasis di California, menemukan dua infeksi yang melibatkan versi Deltacron yang berbeda setelah mengurutkan lebih dari 29.000 sampel positif Covid-19 yang dikumpulkan di Amerika Serikat dari 22 November 2021 hingga 13 Februari 2022, kata surat kabar itu.

Laboratorium juga menemukan 20 infeksi lain yang memiliki varian Delta dan Omicron, USA Today melaporkan, dengan satu kasus memiliki Delta, Omicron, dan Deltacron. Para ilmuwan belum menggunakan nama Deltacron, dan WHO belum mengklasifikasikannya sebagai "varian yang mengkhawatirkan" karena hanya ada sedikit kasus.

"Fakta bahwa tidak banyak, bahkan dua kasus yang kami lihat berbeda, menunjukkan bahwa itu mungkin tidak akan meningkat ke varian tingkat yang mengkhawatiran," William Lee, PhD, kepala petugas sains di Helix, mengatakan kepada surat kabar.

"Itu hanya akan menjadi varian jika menghasilkan sejumlah besar kasus," kata William Hanage, PhD, ahli epidemiologi di Harvard T.H. Sekolah Kesehatan Masyarakat Chan.

"Jadi jika tidak menimbulkan banyak kasus, masyarakat tidak perlu khawatir," tutupnya.

 

Perjalanan Kasus Corona di Indonesia

Gambar ilustrasi Virus Corona COVID-19 ini diperoleh pada 27 Februari 2020 dengan izin dari Centers For Desease Control And Prevention (CDC). (AFP)
Gambar ilustrasi Virus Corona COVID-19 ini diperoleh pada 27 Februari 2020 dengan izin dari Centers For Desease Control And Prevention (CDC). (AFP)

Kasus infeksi virus Corona pertama kali muncul di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China Desember 2009. Dari kasus tersebut, virus bergerak cepat dan menjangkiti ribuan orang, tidak hanya di China tapi juga di luar negara tirai bambu tersebut.

2 Maret 2020, Presiden Joko Widodo atau Jokowi bersama Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengumumkan kasus Covid-19 pertama di Indonesia. Pengumuman dilakukan di Veranda Istana Merdeka.

Ada dua suspect yang terinfeksi Corona, keduanya adalah seorang ibu dan anak perempuannya. Mereka dirawat intensif di Rumah Sakit Penyakit Infeksi atau RSPI Prof Dr Sulianti Saroso, Jakarta Utara.

Kontak tracing dengan pasien Corona pun dilakukan pemerintah untuk mencegah penularan lebih luas. Dari hasil penelurusan, pasien positif Covid-19 terus meningkat.

Sepekan kemudian, kasus kematian akibat Covid-19 pertama kali dilaporkan pada 11 Maret 2020. Pasien merupakan seorang warga negara asing (WNA) yang termasuk pada kategori imported case virus Corona. Pengumuman disampaikan Juru Bicara Pemerintah untuk Urusan Virus Corona, Achmad Yurianto, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat

Yurianto mengatakan, pasien positif Covid-19 tersebut adalah perempuan berusia 53 tahun. Pasien tersebut masuk rumah sakit dalam keadaan sakit berat dan ada faktor penyakit mendahului di antaranya diabetes, hipertensi, hipertiroid, dan penyakit paru obstruksi menahun yang sudah cukup lama diderita.

Jumat 13 Maret 2020, Yurianto menyatakan pasien nomor 01 dan 03 sembuh dari Covid-19. Mereka sudah dibolehkan pulang dan meninggalkan ruang isolasi.

Pemerintah kemudian melakukan upaya-upaya penanganan Covid-19 yang penyebarannya kian meluas. Di antaranya dengan mengeluarkan sejumlah aturan guna menekan angka penyebaran virus Corona atau Covid-19. Aturan-aturan itu dikeluarkan baik dalam bentuk peraturan presiden (perpres), peraturan pemerintah (PP) hingga keputusan presiden (keppres)

Salah satunya Keppres Nomor 7 tahun 2020 tentang Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Keppres ini diteken Jokowi pada Jumat, 13 Maret 2020. Gugus Tugas yang saat ini diketuai oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo ini dibentuk dalam rangka menangani penyebaran virus Corona.

Gugus Tugas memiliki sejumlah tugas antara lain, melaksanakan rencana operasional percepatan penanangan virus Corona, mengkoordinasikan serta mengendalikan pelaksanaan kegiatan percepatan penanganan virus Corona.

Sementara itu, status keadaan tertentu darurat penanganan virus Corona di Tanah Air ternyata telah diberlakukan sejak 28 Januari sampai 28 Februari 2020. Status ditetapkan pada saat rapat koordinasi di Kementerian Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (PMK) saat membahas kepulangan WNI di Wuhan, China.

Kapusdatinkom BNPB Agus Wibowo menjelaskan, karena skala makin besar dan Presiden memerintahkan percepatan, maka diperpanjang dari 29 Februari sampai 29 Mei 2020. Sebab, daerah-daerah di tanah air belum ada yang menetapkan status darurat Covid-9 di wilayah masing-masing.

Agus Wibowo menjelaskan jika daerah sudah menetapkan status keadaan darurat, maka status keadaan tertentu darurat yang dikeluarkan BNPB tidak berlaku lagi.

Penanganan kasus virus corona (Covid 19) pun semakin intens dilakukan. Pemerintah melakukan berbagai upaya untuk mereduksi sekaligus memberikan pengobatan terhadap mereka yang terpapar Covid-19.

Berdasarkan situs covid19.go.id, sebanyak 140 rumah sakit di Tanah Air dijadikan rujukan untuk penanganan pasien Covid-19. Ada pula sejumlah tempat yang dijadikan rumah sakit darurat.

Salah satunya, pemerintah resmi menjadikan Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, sebagai rumah sakit darurat untuk pasien Covid 19. Peresmian dilakukan langsung oleh Presiden Jokowi, Senin 23 Maret 2020. Begitu dibuka, Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran langsung menerima pasien.

Ada pula Rumah Sakit Darurat di Pulau Galang, Kepulauan Riau. Pulau tersebut dulunya merupakan tempat penampungan warga Vietnam. Tempat tersebut telah dirapikan dan bisa menampung 460 pasien. Sejumlah tempat milik pemerintah lainnya juga dijadikan tempat isolasi pasien yang terpapar Covid-19.

Pemicu dan Strategi Turunkan Angka Kematian Akibat Covid-19

Infografis Pemicu dan Strategi Turunkan Angka Kematian Akibat Covid-19
Infografis Pemicu dan Strategi Turunkan Angka Kematian Akibat Covid-19 (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya